"Jadi di sini khusus ikan sungai. Rasa ikannya beda, ikannya lebih gurih," kata dia.
Rohila menghidangkan pelas ikan dengan nasi, kuluban dan sambal tempong. Keduanya, pelas ikan dan sambal tempong, merupakan menu khas masyarakat Osing Banyuwangi.
Rasa bumbu pelas tidak pedas karena lebih mengandalkan cabai besar dan tomat, sebagaimana umumnya.
Baca juga: 5 Makanan Unik Khas Banyuwangi, Ada Rujak Soto hingga Pecel Rawon
Rasa sedikit pedas bisa didapatkan dari sambal tempong.
Di sisi lain, daging oling memang terasa gurih. Daging tengahnya berserat, sementara yang di bawah permukaan kulit teksturnya kenyal seperti puding.
Menu ikan uceng goreng harganya Rp 15.000, sementara untuk pelas uceng Rp 17.000, pelas belut Rp 17.000, dan pelas oling Rp 20.000.
Pemesanan ikan gabus dilayani dalam kondisi mentah seharga Rp 60.000 per kilogram.
"Oling itu enaknya dipelas atau dipelas goreng, khasnya sudah. Yang paling sering dipelas kukus itu," Jami'i (54), suami Rohila menimpali.
Baca juga: Harga Porang di Banyuwangi Anjlok sampai Rp 6.000 Per Kg, Petani Minta Bantuan Dinas Pertanian
Sejak 2016
Jami'i berperan penting dalam menggagas menu pelas oling untuk warung mereka yang sebelumnya berjualan nasi goreng, mi goreng, dan mi kuah.
Namun berjualan menu-menu itu ternyata sangat melelahkan karena harus berdiri terus-menerus saat melayani pembeli.
Hingga muncul keinginan menjual menu yang tidak terlalu melelahkan.
Suatu hari di tahun 2016, Jami'i memancing oling dan hasilnya dimasak untuk dijual. Tetangga yang membeli pun memberikan umpan balik yang positif.
Jami'i kemudian terus memancing oling dan belut, bahkan membeli dari saudara-saudaranya. Dari tahun ke tahun pembeli pun semakin banyak yang datang.
"Awalnya 2 kilogram per hari, sampai 10 kilogram. Di sini dijamin oling sungai. Mending kalau habis, saya bilang habis, olingnya habis, daripada oling laut, oling ternak," kata dia.