Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Hotel di DIY Naik 80 Persen, tapi Baru 30 Persen Karyawan Dipekerjakan Lagi

Kompas.com - 23/11/2021, 16:50 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Melandainya kasus baru Covid-19 dan adanya sejumlah penyesuaian aturan dari pemerintah membuat tingkat keterisian atau okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkat.

Berdasarkan informasi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, dalam empat pekan terakhir okupansi hotel sudah naik.

"Paling banyak Sabtu kemarin rata-rata 80 persen di semua area dan semua kelas hotel dan restoran," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono ditemui di sela-sela acara Jogja International Travel Mart (JITM), Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Wali Kota Batu: Tak Ada Hotel dan Destinasi Wisata yang Rusak akibat Banjir Bandang

Kendati demikian, jumlah karyawan yang dipekerjakan kembali belum meningkat banyak.

Deddy mengatakan, baru sebanyak 30 persen pegawai hotel mulai dipekerjakan kembali setelah hampir dua tahun pandemi Covid-19.

"Pegawai yang dirumahkan sudah mulai ditarik kembali tapi belum semuanya karena kondisi belum baik-baik saja, masih melihat situasi dan kondisi," sebut Deddy.

Kondisi ini, menurut Deddy, perlu dipertahankan agar sektor wisata di DIY tetap bisa bertahan mengingat pandemi Covid-19 belum benar-benar selesai

"Ini yang kami sampaikan harus pertahankan dan jaga bersama. Kondisi memang sudah membaik tapi PHRI belum baik-baik saja," kata dia.

Baca juga: Ini Daftar UMK DIY 2022, Kota Yogyakarta Tertinggi

Menurutnya, selama dua tahun banyak pengusaha yang bertahan susah payah saat angka Covid-19 naik.

Keuntungan yang didapat sekarang baru digunakan untuk membayar cicilan dan membayar gaji karyawan.

"Kami berdarah-darah selama dua tahun terakhir," kata dia.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menambahkan kunjungan wisata mulai meningkat pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

Saat PPKM level 2 diberlakukan di DIY kunjungan wisata antara 2.000 sampai 3.000 saat week day.

"Kalau weekend-nya 6.000 hingga 7.000 kemudian minggunya sampai 8.000 wisatawan. Dan saya menyakini itu jauh lebih tinggi daripada yang real," kata dia.

Baca juga: Pengusaha di Yogyakarta Tak Bayar Upah Pekerja Sesuai Aturan Bisa Dipidana

Data tersebut didapat dari aplikasi Visiting Jogja. 

Namun, ia meyakini masih banyak wisatawan yang belum melakukan reservasi melalui aplikasi Visiting Jogja, oleh sebab itu pihaknya mendorong wisatawan menggunakan aplikasi tersebut.

"Karena memang penggunaan Visiting Jogja masih harus kita maksimalkan dari sistem reservasinya maupun jumlah yang menggunakan Visiting Jogja," kata dia.

Baca juga: Okupansi Hotel di Banyuwangi Membaik sejak Pariwisata Dibuka, Rata-rata 45 Persen

Ditambah lagi, Singgih mendapatkan informasi, terjadi penurunan penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Sedangkan Visiting Jogja sudah terintegrasi dengan Peduli Lindungi.

"Saya mendengar dari pusat bahwa terjadi penurunan tingkat penggunaan QR Code peduli lindungi kita akan galakkan kembali dan lakukan monitor," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com