PALEMBANG, KOMPAS.com - Lima pemuda di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) diduga menjadi korban salah tangkap oleh polisi. kelimanya saat ini masih ditahan di Polrestabes Palembang.
Tiga ibu kelima pemuda tersebut kemudian melapor ke Bid Propam Polda Sumatera Selatan.
Lima pemuda yang diduga korban salah tangkap tersebut yakni SS (20), RA (19), Pm (20), Rv (19) dan Fn (18).
Salah satu orangtua, Ningsih (44), yang juga selaku pelapor dalam perkara tersebut menuturkan, awal mula kejadian salah tangkap tersebut.
Ia mengatakan, awalnya putranya SS dijemput oleh petugas dari Satreskrim Polrestabes Palembang pada Rabu, (6/10/2021).
Baca juga: Polda Jabar Ambilalih Kasus Pembunuhan Ibu Anak di Subang, 55 Saksi Diperiksa
Awalnya dijemput sebagai saksi, tapi tidak pulang-pulang...
Saat itu, polisi meminta izin kepada Ningsih untuk melakukan pemeriksaan terhadap anaknya sebagai saksi atas pengeroyokan yang menimpa korban inisial TS (33) yang terjadi pada Minggu (3/10/2021) kemarin.
Merasa tak bersalah Ningsih lalu mempersilahkan petugas untuk melakukan memeriksa SS di Polrestabes Palembang.
"Ternyata anak saya tifak pulang-pulang bahkan ditetapkan sebagai tersangka bersama empat temannya yang lain. Mereka juga dijemput di rumah," kata Ningsih saat membuat laporan di Bid Propam Polda Sumsel, Selasa (23/11/2021).
Dengan adanya penetapan tersangka tersebut Ningsih pun menjadi bingung harus berbuat apa.
Lihat video viral anaknya dipukuli untuk mengaku sebagai pelaku
Namun, beberapa hari belakangan ia mendapatkan potongan video viral di media sosial.
Di sana rupanya SS bersama empat temannya dibawa ke kawasan Kuburan China.
Di sana, SS dan temannya dipukuli untuk dipaksa mengaku telah menganiaya TS bersama rekannya.
Akan tetapi, video tersebut belakangan telah dihapus oleh akun itu.
"Informasinya yang upload video itu oknum polisi. Anak saya di rekaman itu memang mengaku ikut mengeroyok, tetapi pengakuan itu dia sampaikan setelah anak saya dipukuli bahkan bisa lebih kejam lagi kalau tidak mau mengaku. Saat dibesuk anak saya juga memar-memar dipukuli,” ujar Ningsih.