Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Desa Ini Ada Wisata Unik, Jadi "Ranger" Lestarikan Burung Maleo, Tertarik?

Kompas.com - 22/11/2021, 08:28 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

Prinsip utama pengelolaan hatchery adalah harus tetap sealami mungkin, dari proses pemindahan telur, inkubasi, sampai anak maleo dilepasliarkan kembali ke hutan.

Pada saat di hatchery

Biarkan anak maleo atau jenis megapoda setelah menetas dan mencapai permukaan tanah selama beberapa jam.

Umumnya mereka akan berdiam beberaap saat untuk memulihkan kondisi fisik setelah lebih dari 1 hari menuju permukaan tanah.

Jika melihat kepala atau sebagian badan anak maleo masih di dalam tanah, tidak perlu membantu mengeluarkan atau mengganggunya.

Baca juga: Peringati Hari Maleo Sedunia, 24.970 Anakan Dilepasliarkan

Anak maleo segera dilepasliarkan setelah mereka dianggap kuat dan lincah. Anak maleo yang telah kuat ditandai dengan berdiri kokoh pada jari-jari kaki, tidak bersandar pada tarsus, serta bergerak lincah.

Hati-hati ketika menangkap anak maleo dari hatchery, pegang dan genggam dengan kedua tangan, satu genggaman untuk satu anak maleo.

Ketika pelepasliaran

Tempat yang paling baik saat melepasliarkan anak maleo adalah di tepi hutan atau ke arah hutan. Jangan melepas mereka di tengah area peneluran, karena lokasi ini justru tempat yang paling rentan terhadap pemangsaan. Secara alami musuh (predator) berada di lokasi peneluran.

Maleo diletakkan di atas permukaan tanah, tidak lebih dari tinggi anak maleo atau sekitar 10 cm dari permukaan tanah. Lepaskan genggaman secara perlahan dan biarkan maleo kecil ini berjalan atau berlari, bahkan terbang sendiri ke arah hutan.

Disarankan petugas atau orang yang melepasliarkan dalam posisi berjongkok.

Maleo dilepas satu persatu, tidak bersamaan dalam satu genggaman tangan. Anak maleo juga bisa dilepasliarkan dari kotak penyimpanan sementara, langsung ke arah hutan. Jangan menyatukan anak maleo dalam kotak kecil, apalagi yang terbuat dari kawat atau logam. Sebaiknya kotak terbuat dari kardus.

Baca juga: Mengenal Maleo, Burung Khas Sulawesi yang Populasinya Terancam

Anak maleo cenderung tertekan dalam ruang sempit secara bersama, berpotensi saling tabrak atau menabrak dinding, hal ini berpotensi mencederai anak maleo.

Dalam standar tata cara pelepasliaran anak maleo ini, Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone juga mengingatkan untuk tidak melempar ke udara agar terbang, karena tidak semua anak maleo sanggup terbang cepat.

Secara alami mereka  aakn mengehmat energi dalam beberapa hari setelah menetas sampai mereka mendapatkan makanan yang cukup.

Selain itu juga petugas yang melepasliarkan tidak boleh basah atau berkeringat pada telapak tangan. Bulu maleo atau megapoda mudah lepas jika terkena tangan yang basah.

“Jangan menghalangi jalan anak maleo ketika mereka menuju hutan. Bagi yang tidak melepas dapat berdiri di belakang atau samping arah pelepasliaran. Adanya manusia di depan dapat meneybabkan anak maleo berbalik arah,” tutur Supriyanto.

Prosedur yang terakhir adalah larangan ribut, seperti suara yang riuh, tepuk tangan, tertawa, atau lainnya.

Secara alami mereka dalam kesunyian, keributan dapat menyebabkan stres dan kebingungan sesaat setelah dilepasliaran.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com