Ada dua bahan utama yang harus disiapkan, yaitu kain polos yang akan dipakai untuk medium cap serta dedaunan yang akan dipakai untuk capnya.
Kain yang dipakai bisa berasal dari jenis apa pun, mulai kain biasa, kain tenun, hingga kain sutra.
Sedangkan dedaunan yang jamak dipakai adalah daun jati, daun jarak, daun afrika, daun lanang, daun kalpataru, dan masih banyak yang lainnya.
"Pada dasarnya semua daun bisa dipakai, sepanjang mempunyai pigmen warna yang tinggi," ujar ibu empat anak tersebut.
Untuk pengembangannya, ecoprint juga bisa menggunakan bahan nonkain, misalnya kulit.
Bahan kulit ini biasanya dipakai untuk kebutuhan tas hingga sepatu.
Baca juga: Cara Warga Kediri Peringati Hari Pahlawan, Perbaiki Sumber Mata Air hingga Aksi Cium Tanah
Bu Seno memanfaatkan rumahnya sebagai galeri workshop dalam pembuatan kain ecoprint itu.
Dalam membuatnya, pertama adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai, mulai dari dedaunan hingga kainnya.
"Kalau saya sih biasa ambil dedaunan yang ada di sekitar rumah saja. Simpel," kata perempuan yang awalnya menekuni usaha kain perca itu.
Selanjutnya adalah membasahi kain tersebut atau membuatnya lembap lalu digelar di permukaan yang rata.
Pada bagian bawah kain tersebut diberi alas plastik sesuai lebar kainnya.
Baca juga: Pengisian Perangkat Desa di Kabupaten Kediri Harus Bebas Praktik Jual Beli Jabatan
Kemudian dedaunan yang telah disiapkan tadi diletakkan di atas kain. Peletakan bebas, atau bisa ditata sedemikian rupa sesuai selera.
Setelah penempatan dedaunan itu dianggap cukup, selanjutnya adalah menutupnya dengan plastik lagi.
Kain dan plastik tersebut kemudian digulung dan ditali kuat-kuat. Menggulungnya harus hati-hati agar letak dedaunan tadi tidak berubah tempat.
"Langkah selanjutnya adalah mengukusnya selama kurang lebih 2 jam pada api yang stabil," dia menambahkan.
Baca juga: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Teroris di Kediri, Buku hingga Laptop Disita