Menurut Edi, untuk melewati Sitinjau Lauik selain butuh kondisi kendaraan dan sopir yang prima juga harus dibantu oleh pengatur kendaraan yang berada di tikungan itu.
Pengatur jalan yang bisa melihat kendaraan dari dua arah. Dari arah Padang maupun Solok.
Aba-aba dari pengatur jalan itu sangat dibutuhkan agar tidak terjadi tabrakan.
"Kalau kita dari Solok diberi aba-aba berhenti oleh pengatur jalan itu, kita harus patuh. Itu karena pasti ada truk besar yang datang dari arah Padang," jelas Edi.
Truk yang datang dari arah Padang, menurut Edi, harus diprioritaskan karena mendaki dan dipastikan mengambil jalur kanan untuk menikung.
"Nah, kalau kita tidak ikut aba-aba pengatur jalan itu maka bisa terjadi tabrakan. Truk dari Padang ambil jalur kanan kita dari arah Solok. Ya pasti tabrakan lah," kata Edi.
Wajar, kata Edi, sopir truk banyak yang memberi uang tips untuk pengatur jalan tersebut karena begitu besar jasanya.
Baca juga: Cerita YouTuber Raup Rezeki dari Balik Jalur Tanjakan Sitinjau Lauik, Jadikan Konten
Lagi pula, kata Edi, tips yang diberikan tidak banyak hanya uang Rp 1.000 atau Rp 2.000.
"Tidak banyak. Paling atau Rp 1.000 atau Rp 2.000. Kalau tidak diberi juga tidak apa-apa juga," kata Edi.