Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Maleo, Burung Khas Sulawesi yang Populasinya Terancam

Kompas.com - 21/11/2021, 10:34 WIB
Rosyid A Azhar ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone merupakan salah satu habitat terbaik yang masih tersisa.

“Habitat burung maleo adalah hutan primer dan sekunder, maleo dewasa secara berpasangan akan dating ke lokasi peneluran yang spesifik,” kata Kepala Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Supriyanto.

Supriyanto menjelaskan lokasi peneluran atau nesting ground maleo berupa lokasi yang memiliki sumber panas bumi alami.

Panas bumi ini yang membantu proses inkubasi telur maleo.

Burung maleo meletakkan telurnya di dalam tanah hangat yang dekat sumber air panas, atau di pasir pantai yang hangat oleh penyinaran matahari,” tutur Supriyanto.

Baca juga: KLHK Tetapkan 21 November Sebagai Hari Maleo Sedunia

Uniknya lagi, setelah bertelur sepasang maleo ini akan Kembali ke dalam hutan.

Dalam setahun burung ini dapat bertelur sebanyak delapan sampai 12 kali yang mereka lakukan dalam dua hingga tiga bulan.

Di hutan mereka sangat sensitive dan pemalu, sehingga banyak peneliti atau masyarakat yang kesulitan menjumpai secara langsung.

Salah satu perilaku unik burung ini adalah kebiasaan dalam bertelur.

Seekor anak burung maleo yang baru muncul dari dalam tanah di kawasan hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Burung maleo sangat bergantung pada panas bumi dan panasnya pasir pantai untuk berkembang biak.KOMPAS.COM/ROSYID A AZHAR Seekor anak burung maleo yang baru muncul dari dalam tanah di kawasan hutan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Burung maleo sangat bergantung pada panas bumi dan panasnya pasir pantai untuk berkembang biak.

Sepasang maleo akan mengunjungi kawasan peneluran, keduanya bergantian menggali tanah atau pasir, sementara yang tidak bertugas menggali akan berjaga-jaga memantau sekitar.

Jika ada predator atau manusia yang datang, mereka langsung kabur bersamaan.

Setelah dirasakan cukup dalam menggali, maleo betina segera mengeleluarkan telurnya, memastikan letaknya yang pas dan segera menimbun kembali dengan tanah atau pasir.

Baca juga: Sejumlah Anak Burung Maleo Mati Akibat Terendam Banjir di Gorontalo

Telur ini tidak pernah dikunjungi lagi, mereka sepenuhnya mengharapkan kemurahan alam untuk mengeraminya hingga menetas.

Kedalaman tanah untuk meletakkan telur tidak seragam, adakalanya hanya ditemukan pada kedalaman 20 sentimeter, bahkan ada yang 1 meter.

Maleo induk akan mendeteksi suhu panas bumi (diduga menggunakan tonjolan di kepalanya) sehingga mendapatkan suhu ideal untuk yang dibutuhakn untuk mengerami telurnya.

Dari hasil pengalaman staf lapangan Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan Wildlife Conservation Society (WCS) proses bertelur burung ini membutuhkan waktu antara beberapa menit hingga lebih dari satu jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Dua Pengusaha Rugi Hampir 1 Miliar

Regional
Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com