Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pelestari Maleo, Burung Endemik Sulawesi yang Terancam Punah

Kompas.com - 20/11/2021, 08:00 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

Setelah melalui pembicaraan, para petani ini bersepakat untuk melindungi tempat bertelur maleo.

Bahkan para petani ini mengihlaskan sebagian lahan yang menjadi tempat peneluran maleo untuk tidak digarap, mereka membiarkan lokasi ini.

"Awalnya kami mendapatkan 6 butir telur, lalu dipindahkan ke hatchery darurat agar terlindung dari pemangsa seperti biawak, namun sayangnya gagal akibat tanah mengeras akibat hujan. Sebanyak 6 ekor anakan maleo yang baru mebetas tidak mampu menembus kerasnya tanah. Burung malang ini mati di tengah jalan sebelum mencapai permukaan tanah,” ungkap Basri Lamasese mengenang perjuangan awal pelestarian maleo.

Panas bumi

Di habitatnya, sebelum burung maleo bertelur ia akan menggali tanah hingga kedalaman 60-80 sentimeter.

Setelah meletakkan telur dan memastikan tidak ada predator di sekitarnya, sepasang maleo ini akan menimbun telurnya. Kaki-kakinya yang besar dan kokoh dengan cepat mengembalikan tanah seperti sedia kala.

Bahkan jika mereka kurang yakin dengan keselamatan telunya, mereka akan membuat lubang yang mirip untuk mengelabui predator agar tidak menemukan telurnya.

Setelah proses ini berakhir sepasang maleo akan menyerahkan telur kepada panas bumi untuk mengeraminya.

Setelah melewati 60-70 hari telur maleo akan menetas, anakan maleo kecil ini memecahkan cangkang di dalam tanah, ia berusaha sekuat tenaga untuk muncul ke permukaan tanah.

Kakinya yang kokoh mencakari tanah agar dia mampu menembus permukaan, selama proses ini lapisan lemak yang menyelimuti bulu halusnya juga akan terlepas.

Tahap ini merupakan masa kritis bagi bayi burung maleo.

Perjuangan mencakari tanah ini tidak mudah bagi maleo yang baru keluar dari cangkangnya, proses keluar dari dalam tanah untuk menghirup udara permukaan ini tidak mudah, bisa saja ada akar pohon yang menghalanginya, atau tanah yang tadinya gembur berubah jadi keras, bertemu kawanan semut pemangsa, atau bahkan terendam banjir.

Risiko ini menghantui setiap anakan maleo yang baru menetas.

“Dibutuhkan 48 jam bagi anakan maleo yang baru menetas untuk muncul di permukaan tanah,” kata Alfon Patandung, staf Wildlife Conservation Society (WCS).

Setelah berhasil mencapai permukaan tanah, maleo kecil ini tidak serta merta bisa selamat. Ular, elang, biawak, bahkan burung gagak siap menerkamnya kapan saja.

Para predator ini sudah hafal kapan berada di lokasi peneluran untuk mendapatkan mangsa terbaiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com