Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelukis Djoko Pekik Serahkan Lukisan "Berburu Celeng Merapi" ke Museum Anak Bajang

Kompas.com - 19/11/2021, 18:19 WIB
Wijaya Kusuma,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pelukis senior Indonesia Djoko Pekik menyerahkan karya lukisanya  ke Museum Anak Bajang, Omah Petroek, Kampung Karangkletak, Desa Hargobinanggun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

Karya lukisan yang diserahkan adalah "Berburu Celeng Merapi"

"Iya, penyerahan lukisan saya Berburu Celeng Merapi," ujar Djoko Pekik saat ditemui di acara penyerahan lukisan di Omah Petroek, Kampung Karangkletak, Desa Hargobinanggun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Jumat (19/11/2021).

Celeng dalam lukisan karya Djoko Pekik dilambangkan sebagai keserakahan. Celeng hidup serakah dengan memakan apapun dan tidak punya rasa kenyang.

"Celeng itu serakah, hidupnya doyan apa saja, tidak punya kenyang, celeng adalah perusak, membabi buta, tidak bisa menggok (tidak bisa belok), lurus kemauanya sendiri. Tapi tahu kalau celeng itu matinya terhina, hanya digebuki orang dan dibunuh orang, itu lah celeng," ungkapnya.

Baca juga: Belasan Kambing di Gunungkidul Mati Misterius, Ada Luka di Leher dan Paha

Di dalam karya terbarunya yang diserahkan ke Museum Anak Bajang, Djoko Pekik bercerita tentang perburuan celeng yang sudah selesai.

Celeng digambarkan oleh pelukis senior ini telah dibunuh dengan tombak oleh para pemburu.

"Jadi di Merapi tidak ada celeng, enggak ada raja celeng, aman," tambahnya.

Sementara itu, budayawan Sindhunata menuturkan celeng dalam karya Djoko Pekik begitu bersejarah. Sebab lahir sejak sebelum reformasi.

"Dalam perjalanan kami menginterpretasikan karya ini sebagai seperti dikatakan Nietzsche sejauh peradaban ada, sejauh itu pula nafsu manusia ada," tuturnya.

Baca juga: Hasil Tes Acak, 28 Siswa dan 1 Guru di Bantul Positif Covid-19

Setelah reformasi, menurut Sindhunata, nafsu ini justru menjadi sesuatu yang tidak terkendali lagi, baik dalam politik, korupsi dan di dalam berkuasa.

Melalui karya Djoko Pekik, lanjut Sindhunata, bisa menjadi refleksi bagi setiap orang.

"Kita semua ini celeng siji celeng kabeh, jangan ada yang mengaku bahwa kamu celeng kita bukan. Mari kita priksa diri kita sendiri-sendiri betapa percelengan itu ada dibatin kita, sebagai nafsu keserakahan, nafsu kekuasaan, nafsu menindas, nafsu mengejek orang lain," tuturnya.

Celeng dalam lukisan Djoko Pekik, lanjut Sindhunata, jangan dilihat secara dangkal. Tetapi karya seni itu bisa seluas mungkin diinterpretasi.

"Bagi kami syukur lah di museum Anak Bajang, museum kerakyatan yang dikatakan Pak Pekik ini, bahwa rakyat bersama-sama berusaha mematikan nafsu, ambisi kekuasaan, ketidakjujuran, dan tentu saja korupsi," tegasnya.

Romo Sindhu berpesan, agar karya Djoko Pekik ini jangan diinterpretasikan dengan  isu politik. Sebab maksud dari karya tersebut bukanlah itu.

"Saya berpesan betul jangan diperdangkal dengan isu-isu politik yang sekarang karena itu kasihan kami-kami yang betul-betul berbuat dengan ke dalaman apa sih sebenarnya celeng itu. Kalau didangkalkan menjadi isu politik, kamu celeng, saya bukan itu sungguh bukan maksudnya. Mari kita merefleksi, merenung bahwa di dalam diri kita ada nafsu celeng itu tadi," ujar Sindhunata lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com