Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negosiasi Buntu, Kantor Bupati dan DPRD Aru Masih Disegel Warga

Kompas.com - 19/11/2021, 15:49 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com - Sejumlah kantor pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku hingga Jumat, (19/11/2021) sore masih disegel secara adat oleh warga.

Kantor yang masih belum beroperasi itu yakni kantor bupati, kantor DPRD, serta kantor Pengadilan Negeri Dobo.

Penyegelan terhadap ketiga kantor itu sudah dilakukan oleh warga adat Desa Marafenfen, Kecamatan Aru Selatan, sejak dua hari lalu pasca-putusan Pengadilan Negeri Dobo yang memenangkan pihak TNI AL atas sengketa lahan seluas 689 hektar pada Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Danlantamal soal Sengketa Lahan di Aru: Tak Ada Intervensi

Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Sugeng Kundarwanto membenarkan ketiga kantor tersebut masih disegel secara adat hingga Jumat sore.

“Kantor bupati, kantor DPRD dan kantor Pengadilan Negeri Dobo masih disegel, belum dibuka,” kata Sugeng kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Jumat.

Pihaknya bersama Pemkab Kepualauan Aru dan berbagai pemangku kepentingan lainnya telah bernegosiasi dengan warga adat yang menyegel ketiga kantor tersebut di kediaman bupati Aru pada Kamis (18/11/2021).

“Tapi (negosiasi) kemarin itu belum ada kesepakatan,” ujarnya.

Saat ini, kata Sugeng, negosiasi lanjutan bersama warga yang menyegel tiga kantor tersebut masih terus dilakukan di kediaman bupati Aru.

“Jadi sementara ini masih kita laksanakan lagi negosiasi, jam 4 sore ini. Tapi mereka (warga) hanya mau ketemu dengan pak bupati, wabup, dengan DPRD, jadi sementara kita monitor untuk keamanan saja,” ungkapnya.

Baca juga: Sempat Disegel Warga, Bandara dan Pelabuhan di Kepulauan Aru Kembali Beroperasi

Sugeng menambahkan, proses negosiasi masih terus dilakukan dengan warga agar penyegelan ketiga kantor tersebut segera dibuka sehingga aktivitas pelayanan publik kembali normal.

“Saya sudah minta untuk pengadilan prioritas hari ini harus dibuka,” ujarnya.

Warga masih bersikeras menyegel tiga kantor tersebut karena mereka kecewa dengan putusan pengadilan yang dinilai tidak adil.

“Iya itu karena rasa kekecewaan mereka terhadap putusan pengadilan itu,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Kepulauan Aru Johan Gonga yang dihubungi Kompas.com belum merespons terkait penyegelan tersebut.

Baca juga: Segel Bandara, Pelabuhan hingga Kantor Bupati, Warga Adat Aru: Tanah Kami Dirampas, Negara Tak Berpihak

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga adat dari Desa Marafenfen, Kecamatan Aru Selatan menggelar aksi protes terhadap putusan pengadilan Negeri Dobo yang memenangkan TNI AL atas kasus sengketa lahan seluas 689 hektar.

Aksi yang berujung bentrok itu berlangsung depan Kantor Pengadilan Negeri Dobo pada, Rabu (17/11/2021).

Usai aksi protes, warga kemudian menyegel bandara Rargwamar, Pelabuhan Yos Sudarso serta sejumlah kantor pemerintahan seperti kantor Bupati dan DPRD.

Adapun untuk penyegelan pelabuhan dan bandara telah dibuka kemarin. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Karyawan Bank di Aceh Timur Tipu PNS untuk Tarik Uang Ratusan Juta

Regional
Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Cair Pekan Depan, THR ASN di Kota Magelang Capai Rp 19 Miliar

Regional
Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Mayat di Tanara Serang Ternyata Penjual Madu asal Bandung Barat

Regional
Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Pemkot Semarang dan KPK Koordinasi Cegah Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa Proyek Strategis 

Regional
Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Lancang Kuning Carnival Bakal Digelar, Pj Gubernur Riau: Bakal Promosikan Produk dan Karya Anak Muda

Regional
Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Hati-hati, Penerangan Jalan Umum di Pantura Brebes Masih Minim

Regional
BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com