Menurut Wulan, kerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah direncanakan.
Saat ini dirinya sedang membuat konsep dan menyusun langkah preventif dan pencegahan agar kasus kejahatan seksual di Surabaya bisa ditekan.
"Sekarang saya masih membuat konsepnya, ini sedang disusun," kata Wulan.
Menurut Wulan, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kasus kekerasan seksual di Surabaya.
Namun, yang paling menonjol adalah faktor lingkungan, baik di rumah, lingkungan pertemanan, lingkungan sekolah, dan sebagainya.
"Mungkin juga anak-anak ini tidak memiliki aktivitas produktif selama pandemi. Di masa pandemi ini kan, mereka juga terbatas untuk bisa beraktivitas," ucap dia.
Baca juga: Wali Kota Eri Sebut Surabaya Jadi Percontohan Nasional Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen
Karena itu, dia juga merencanakan untuk membuat hotline khusus pengaduan kasus kekerasan seksual.
Hal itu nantinya juga dilakukan secara bersama-sama dengan OPD terkait di Pemkot Surabaya.
Ia juga meminta apabila masyarakat menjadi korban kekerasan seksual bersedia dan berani melaporkannya kepada pihak berwajib. Ia menjamin akan melindungi identitas para korban.
"Makanya, ini sedang kami siapkan karena mengingat tingginya angka kasus kekerasan seksual di Surabaya. Akhir-akhir ini kasusnya meningkat. Hotline ini juga penting karena kadang-kadang korban takut dan malu untuk melapor," ujar Wulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.