KULON PROGO, KOMPAS.com – Terdapat sedikitnya 17 tanah longsor di Dataran Tinggi Bukit Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sepanjang November 2021.
Tanah longsor muncul seiring meningkatnya curah hujan belakangan ini.
Terdapat banyak kerugian warga dari berbagai peristiwa longsor itu, tapi tidak menimbulkan korban jiwa.
“Ada beberapa titik longsor, terakhir ini di Kalurahan Kembang Kapanewon Nanggulan. Sebelumnya ada di Pengasih dan Girimulyo. Ada pula seperti di Kalibiru yang mengancam rumah yang terdiri di tebing,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satyo Agus Nahrowi di ruang kerjanya, Jumat (19/11/2021).
Baca juga: Terdampak Longsor, Warga 2 Dusun di Polman Terisolasi hingga Kehabisan Sembako
Terjadi sejak awal bulan ini, beberapa kasus longsor mengakibatkan akses jalan warga rusak dan tertimbun longsor, jaringan listrik putus, talut roboh, pohon tumbang hingga merusak beberapa rumah.
Salah satu peristiwa longsor yang paling besar terjadi di Jalan Kutogiri-Gunungkelir, Pedukuhan Kembang, Senin (15/11/2021).
Jalan ini menghubungkan aktivitas warga antara Kalurahan Jatimulyo, Girimulyo dan Kalurahan Sidomulyo, Pengasih.
Tanah dari ketinggian 30 meter jatuh menimpa jalan. Akibatnya, semua badan jalan sepanjang 50 meter tertimbun material tanah setebal tiga meter.
Baca juga: Melihat Antusiasnya Warga Bukit Menoreh Memilih Lurah
Akibat lain, akses warga terganggu, kegiatan ekonomi warga terganggu, listrik padam beberapa hari, ribuan orang sempat hidup dalam blackout.
Semua kejadian telah kembali normal. Tersisa tanah longsor di Pedukuhan Kembang yang sampai sekarang masih terus diselesaikan.
“Dengan alat weloader, alat kecil ini kira-kira baru bisa selesai satu minggu,” kata Joko.