BLITAR, KOMPAS.com - Warga tiga desa di Blitar menancapkan pohon pisang di jalur sepanjang tujuh kilometer ke arah pabrik gula PT Rejoso Manis Indo (RMI).
Aksi tersebut merupakan protes atas kerusakan parah jalan yang merupakan jalur utama truk-truk yang membawa muatan berat dari dan menuju pabrik gula yang terletak sekitar 30 kilometer arah tenggara Kota Blitar itu.
Tidak hanya pohon pisang, warga di Dusun Betek, Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, meletakkan batu nisan di antara pohon pisang yang mereka tancapkan di jalan rusak.
Menanggapi protes yang dilakukan warga, Kepala Industrial Relationship PT RMI Amri mengatakan, selama ini pihaknya selalu berusaha merespons cepat keluhan warga.
"Meskipun keluhan tidak disampaikan secara langsung kepada kami, tapi kami selalu meresponsnya. Siang ini kita mulai lakukan pengurukan jalan-jalan yang berlubang," ujar Amri saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon, Kamis (18/11/2021).
Menurut Amri, perbaikan jalan yang rusak di jalur menuju pabrik gula PT RMI tidak hanya dilakukan kali ini saja tetapi sudah beberapa kali.
PT RMI akan berusaha mengalokasikan anggaran melalui pos coroporate social responsibility (CSR) sesuai kemampuan untuk memperbaiki jalan yang rusak.
Baca juga: Gundul Setelah Hutan Pinus Ditebang, Tebing di Blitar Longsor Usai Diguyur Hujan Lebat
"Kalau tidak ada halangan, tahun depan akan kami alokasikan anggaran CSR yang lebih besar untuk perbaikan jalan itu," ujarnya.
Amri mengakui, banyak kendaraan barang besar dengan muatan berat yang harus melintas di jalur tersebut meskipun golongan jalan itu hanya III-C.
Menurutnya, hal itu tidak bisa dihindari karena penggunaan kendaraan besar merupakan keharusan dalam efisiensi biaya.
"Kami pabrik besar. Otomatis kendaraan besar dari distributor yang mengambil gula pasir digunakan karena lebih efisien," ujarnya.
Amri juga membenarkan banyaknya kendaraan dump truck yang rutin melintas di jalur itu untuk mengantarkan batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar mesin penggilingan tebu di pabrik PT RMI.
Namun, Amri juga mengatakan pihaknya sedang melakukan uji coba penggunaan limbah pabrik sebagai bahan bakar alternatif.
Ditanya apakah ada kesepakatan dengan pemerintah daerah terkait rencana menaikkan kelas jalan, Amri mengaku tidak tahu.
"Saya masuk sini sudah begini, pabrik sudah beroperasi," ujarnya.