Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanung Bramantyo: Sineas Lokal Tak Harus Berpatokan Jakarta

Kompas.com - 18/11/2021, 21:07 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai gudangnya seniman, tak terkecuali di bidang film.

Salah satu sineas kelahiran Yogyakarta, Hanung Bramantyo (46) mendorong seluruh sineas di Indonesia agar jika membuat film tidak terpaku pada satu budaya seperti budaya Jakarta.

Menurut Hanung, setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Ciri khas itu yang membuat setiap film nantinya memiliki nilai yang berbeda sehingga kekayaan dunia sinematografi akan semakin beragam.

"Menjadi nasional meski menggunakan bahasa Jawa. Tinggal label film lokal dihapus, menonjolkan lokalitas masing-masing. Dikotomi Jakarta sebagai pusat kebudayaan, pusat industri, sudah mulai hilang," katanya ditemui di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (18/11/2021).

Baca juga: Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru, Gibran Siagakan RS Darurat dan Tempat Isoter

Hanung menambahkan, patokan film harus sesuai dengan kacamata Jakarta sudah tidak lagi relevan untuk sekarang ini.

Selain itu, membuat karya film tak luput dari sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

"Cukup berat karena paradigma sinema itu selalu dianggap sebagai kebudayaan kota besar seperti Jakarta, sehingga bahasa, pemilihan pemain sampai pengambilan gambar tolak ukurnya Jakarta," kata dia.

Baca juga: Gubernur Kalbar Sependapat dengan Jokowi soal Penyebab Banjir di Kalimantan

Hanung pun tidak menutup kemungkinan film-film lokal dapat menembus pasar nasional maupun internasional, asalkan dunia perfilman di daerah mau untuk terus mengembangkan diri.

Selain itu, yang dibutuhkan adalah percaya diri dengan karyanya dan mengemas konsep lokal dengan cara universal dan internasional.

Menurut dia sekarang ini sineas dapat memanfaatkan distribusi-distribusi digital seperti YouTube, Netflix, dan lainnya. Pertimbangannya memiliki jangkauan yang luas dan fasilitas yang memadai. Sehingga para sineas muda tak harus terpatok pada bioskop.

“Kalau bisa langsung internasional, apalagi ada YouTube sehingga tidak terpatok bioskop lagi. Ini waktunya daerah mengembangkan jati diri, mengembangkan lokalitas dan percaya diri,” ujarnya.

Ia mencontohkan film-film pendek yang didanai dengan dana keistimewaan (danais) malah terdistribusi baik dengan media digital seperti YouTube. Karya yang lahir juga memiliki ciri khas kearifan lokal yang lekat.

“Adanya danais untuk mendukung proses pembuatan film sangat penting, terbukti dengan melahirkan beraham film pendek. Salah satunya film berjudul Tilik,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com