PONTIANAK, KOMPAS.com – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menerangkan, hasil pendataan sementara, saat ini penyakit yang paling banyak di derita masyarakat terdampak banjir di Kabupaten Sintang adalah insfeksi saluran pernapasan, myalgia, dermatitis, sindrom dispepsia dan hipertensi.
“Sekarang sudah mulai muncul kasus demam berdarah,” kata Harisson kepada wartawan, Kamis (18/11/2021).
Menurut Harisson, pihaknya bersama Persatuan Dokter Spesialis Kulit Indonesia Kalbar dan Ikatan Dokter Anak Indonesia Kalbar telah melaksanakan pelayanan kesehatan di daerah terdampak banjir di Kabupaten Sintang.
“Pelayanan kesehatan menyasar ke pemukiman warga yang terdampak serta pos-pos pengungsian,” ujar Harisson.
Baca juga: Banjir di Cilacap Mulai Surut, 50 Jiwa Masih Mengungsi
Harisson menjelaskan, Dinkes Kalbar telah menerjunkan sekitar 20 orang tenaga kesehatan termasuk dokter spesialis yang juga dibantu oleh tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan Sintang.
Pelayanan Rabu (17/11/2021) dilakukan di Desa Mungguk Bantok Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang.
“Jumlah pasien 188 orang, dewasa 118 dan anak-anak 70 orang,” ucap Harisson.
Diberitakan, sudah hampir tiga pekan banjir melanda Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) dan tak kunjung surut.
Baca juga: Atasi Banjir di Surabaya Barat, Eri Cahyadi Bangun 2 Waduk hingga Tinggikan Jembatan
Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tomi Ilham mengatakan, berdasarkan update perkembangan cuaca terbaru, wilayah Kalimantan Barat masih berpotensi hujan beberapa hari ke depan.
"Berdasarkan pantauan BMKG, Kalimantan Barat cenderung masih ada potensi hujan (intensitas) sedang hingga lebat untuk tiga hari mendatang," kata Tomi kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.