Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suhendra, Tinggalkan Pekerjaan demi Jadi YouTuber Jalur Maut Sitinjau Lauik, Kini Raup Belasan Juta Rupiah

Kompas.com - 18/11/2021, 05:30 WIB
Perdana Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Kawasan Sitinjau Lauik yang merupakan ruas jalan lintas Padang-Solok, Sumatera Barat, terkenal ekstrem dan sering menimbulkan kecelakaan.

Tanjakan yang memiliki tikungan tajam dengan kemiringan 45 derajat serta menanjak ini tentu saja membuat para pengendara harus ekstra hati-hati saat melewatinya.

Baca juga: Di Balik Jalur Maut Tanjakan Sitinjau Lauik, Ada Para YouTuber yang Meraup Jutaan Rupiah

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat, sepanjang tahun 2020, ada 36 kecelakaan maut terjadi di lokasi ini.

Baca juga: Viral, Video Remaja 15 Tahun Taklukkan Sitinjau Lauik, Lincah Bawa Truk Roda 10 Bermuatan 22 Ton

Namun, di balik kengerian Sitinjau Lauik, ternyata ada orang-orang yang mampu meraup rupiah dengan mengabadikan momen yang terjadi di sana.

Baca juga: Ekstremnya Sitinjau Lauik, Setahun Terjadi 36 Kali Kecelakaan

Mereka adalah para YouTuber yang tergabung dalam komunitas Sitinjau Lauik.

Salah satunya adalah Suhendra (41), pemilik kanal YouTube VJ Sitinjau Lauik.

Kanal VJ Sitinjau Lauik miliknya sudah memiliki lebih dari 100.000 subscribers dan ada satu konten videonya yang sudah ditonton 5,2 juta kali, yaitu konvoi panjang polisi melintasi Sitinjau Lauik yang diunggahnya empat bulan lalu.

"Di sini ada belasan YouTuber yang fokus mengisi konten Sitinjau Lauik ini," kata Suhendra, saat ditemui Kompas.com, di kawasan Sitinjau Lauik, Selasa (16/11/2021).

Suhendra mengatakan, para YouTuber di komunitas ini bukan hanya dari Padang, ada juga yang dari Solok dan Bukittinggi.

Mereka datang ke Sitinjau Lauik hanya untuk membuat konten.

"Itu hampir tiap hari. Saat-saat waktu padat kendaraan melewati Sitinjau Lauik yaitu sore hingga malam," kata Suhendra.

Suhendra bercerita, konten yang diambil bukan hanya fokus pada kecelakaan, melainkan juga sisi dari Sitinjau Lauik.

Misalnya tentang konvoi panjang kendaraan, serta kiprah pemuda dan remaja setempat yang membantu para sopir truk.

 

"Misalnya kisah si Fhareal yang sekarang sedang viral. Remaja 15 tahun yang mampu menaklukkan Sitinjau Lauik dengan kendaraan roda 10 bermuatan 22 ton," ujar Suhendra.

Kenapa memilih Sitinjau Lauik?

Suhendra mengatakan, Sitinjau Lauik dipilih sebagai tempat membuat konten karena memiliki banyak keuntungan.

Salah satunya di lokasi ini tidak membutuhkan latar suara (sound) karena kejadiannya alami.

Hal ini berbeda dengan konten-konten lain yang membutuhkan suara atau musik pengiring yang memungkinkan video itu melanggar hak cipta.

Awal jadi YouTuber

Suhendra mengatakan, dirinya mulai menjadi YouTuber pada 2011. Awalnya, konten yang diunggah campuran, mulai dari materi berita, eksperimen, hingga video lucu.

Namun, konten itu ternyata belum membuahkan hasil maksimal.

Padahal, Suhendra sudah memberanikan keluar dari sebuah perusahaan karena ingin fokus di dunia YouTube.

"Saya keluar dari sebuah perusahaan swasta dan bertekad menjadi YouTuber. Awalnya ternyata sangat berat," kata Suhendra.

Di awal menekuni profesi ini, penonton video Suhendra masih minim dan jumlah subscriber masih 1.000-an sehingga belum menghasilkan banyak uang.

Tahun 2019, Suhendra terinspirasi dengan kawasan Sitinjau Lauik yang terkenal angker dan rawan kecelakaan.

Dirinya kemudian membuat konten tentang Sitinjau Lauik. Ternyata konten itu sangat menarik perhatian netizen dan banyak ditonton.

"Itu membuat saya termotivasi, apalagi saya tidak butuh sound pendukung. Sejak 2019 itu saya fokus di Sitinjau Lauik saja," kata Suhendra.

Dalam dua tahun, subscriber saluran YouTube Suhendra meningkat tajam dan sekarang sudah mencapai lebih dari 100.000.

"Alhamdulillah sekarang sudah meningkat dan menjadi 100.000 lebih. Ini sejak saya fokus di Sitinjau Lauik," kata Suhendra.

 

Sekarang, penghasilan Suhendra dari YouTube sudah mencapai belasan juta rupiah per bulan.

Berhadapan dengan maut

Suhendra mengatakan, membuat konten di Sitinjau Lauik memiliki tantangan yang berat.

Salah satunya saat ingin ke lokasi, tentu saja dia harus melewati Sitinjau Lauik yang memang berbahaya.

Dia juga pernah dua kali jatuh dari kendaraan karena ingin mengambil konten YouTube.

Sementara itu, banyak truk dan bus yang lalu lalang di lokasi.

"Itu karena ada tumpahan minyak, saya terjatuh. Tapi, itu adalah risiko kita. Kita harus selalu waspada karena berhadapan dengan maut," jelas Suhendra.

Pengobat Saat Pandemi

Pandemi yang terjadi sejak 2020 ternyata tak berdampak terhadap Suhendra.

Dia mengaku selama pandemi, video-videonya malah makin banyak ditonton.

"Tahun 2020 itu sudah mulai membuahkan hasil. Video saya banyak ditonton dan subscriber bertambah terus. Saat itu bisa dapat jutaan lah," kata Suhendra.

Pembatas kegiatan yang sebelum sempat dilakukan juga tak berpengaruh terhadap Suhendra.

Meski kendaraan yang melintas di Sitinjau Lauk makin sedikit, dia tetap berupaya mencari hal-hal menarik di sekitar lokasi.

"Dulu ada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, tapi kan truk tetap boleh jalan. Jadi tetap saja konten saya terisi," kata Suhendra.

"Nah, kan pandemi dan PPKM, masyarakat disuruh di rumah aja. Jadi ada kemungkinan mereka main internet dan nonton YouTube. Banyaknya penonton dan subscriber saya bisa jadi karena itu," ujar Suhendra sambil tersenyum.

Suhendra bersyukur mendapat berkah meski pandemi masih melanda bahkan memukul perekonomian nasional.

"Alhamdulillah, saya bisa bangkit dan tidak terdampak akibat pandemi. Ini karena fokus ke Sitinjau Lauik," kata Suhendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Regional
Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com