Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Cerita tentang Bupati Banyumas yang Ogah Di-OTT KPK dan Bupati Jember yang Bangun Lapangan Golf

Kompas.com - 17/11/2021, 12:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Lapangan golf Rp 5 miliar

 

Terbaru, Bupati Jember yang saat maju Pilkada didukung PKS, Demokrat, Berkarya, Nasdem, Gerindra, dan PPP ini sedang getol membangun club house lapangan golf yang berlokasi di Desa Glantangan, Kecamatan Tampurejo berbiaya Rp 5 miliar.

Keberatan dari berbagai pihak termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember tidak digubrisnya.

Bagi Bupati Hendy, keberadaan lapangan golf adalah kebanggaan bagi Jember mengingat tidak semua kabupaten memiliki lapangan olahraga bergengsi tersebut.

Keberadan lapangan golf bisa menarik investasi ke Jember dan memiliki daya ungkit bagi warga sekitar.

Baca juga: Rp 5 Miliar untuk Bangun Sarana Lapangan Golf Dikritik, Bupati: Ini Kebanggaan Jember, Tidak Semua Kabupaten Punya

Mungkin Bupati Jember ini terlalu kreatif dan inovatif sehingga melupakan hal yang paling dasar bahwa peningkatan investasi ke daerah lebih bertumpu kepada pembenahan birokrasi perizinan.

Bupati harus mencermati mengapa kelambanan proses perizinan masih terjadi selain memperhatikan keberlanjutan usaha kenyamanan dan keamanan dalam berusaha.

Dampak pandemi seperti pelemahan di sektor usaha kecil dan menengah harusnya menjadi fokus di Jember. Tentunya sembari mencari terobosan bagi pengembangan usaha kreatif yang menampung banyak serapan tenaga kerja.

Sepak terjang menantu Bupati Jember

Alih-alih membangun club house lapangan golf di lahan PT Perkebunan Negara XII milik BUMN yang kata Bupati Hendy untuk mengembangkan olahraga golf di Jember, justru nasib olahraga “sejuta umat” yang bernama sepakbola sedang kelimpungan mencari dana di Jember.

Sampai-sampai menantu Bupati Hendy yang bernama Tri Sandi Apriana yang sekaligus menjabat Ketua Asosiasi Sepakbola Kabupaten Jember meminta sumbangan kepada 31 camat di seluruh Kabupaten Jember.

Baca juga: Camat Dimintai Sumbangan oleh Menantu Bupati Jember, DPRD: Penyalahgunaan Kekuasaan

Alasan sang menantu bupati mengedarkan permintaan sumbangan adalah karena belum menerima anggaran dari APBD.

Ia seperti mertuanya yang kurang paham tata birokrasi. Permintaan sumbangan kepada para camat adalah melanggar alur birokrasi.

Permintaan dana pembinaan cabang olahraga termasuk sepakbola harusnya ditujukan melalui Komite Olahgara Nasional Indonesia (KONI) daerah baru setelah itu dilanjutkan ke pemerintah kabupaten.

Patut diduga, camat yang menyumbang uang untuk sepakbola didasari perasaan sungkan mengingat yang meminta adalah menantu bupati yang sekaligus anggota DPRD Jember asal Partai Demokrat.

Terbetik kabar, permintaan sumbangan akan juga diedarkan kepada seluruh kepala desa sewilayah Jember. Transparansi dan pertanggunjawaban dana yang terkumpul juga rawan disalahgunakan.

Melihat komparasi Bupati Banyumas dan Bupati Jember, saya jadi teringat dengan video “Salam dari Binjai” yang viral di Tik Tok karena berdampak pada tumbangnya pohon pisang di sejumlah daerah karena ditinju.

Gara-gara salam ini, banyak pohon pisang yang roboh karena aksi serupa ditiru anak-anak hingga kaum dewasa.

Seharusnya jangan pohon pisangnya yang dirobohkan tetapi kepala daerah yang mirip pohon pisang tidak usah dipilih lagi di Pilkada yang akan datang.

Pemimpin ini mirip seperti pohon pisang, hanya punya jantung tetapi tidak punya hati. Hanya memikirkan diri pribadi tanpa menggunakan hati dalam mengurus rakyatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com