Namun dana sebesar itu, ujarnya, tidak memasukkan biaya relokasi sekolah-sekolah yang telah puluhan tahun menempati kawasan bekas Markas Peta.
Pemerintah Kota Blitar, ujarnya, harus menganggarkan sendiri melalui APBD biaya relokasi termasuk pembangunan gedung baru sekolah terutama sekolah tingkat SMP.
"Karena Pemkot harus melakukan pra-kondisinya, menyiapkan lahan (museum) 'clean and clear'," jelas Tri.
Baca juga: Pasang Tarif Rp 100.000, Biro Jodoh di Blitar Minta Calon Serahkan Foto dan Nomor Telepon
Tri mengakui, langkah Pemkot Blitar dalam mempercepat jalannya proyek Museum Perjuangan Peta terkendala oleh pandemi Covid-19.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang seharusnya bertindak selaku koordinator atau penghubung lintas kementerian memiliki skala prioritas lain dalam pengembangan destinasi wisata untuk direalisasikan karena pandemi Covid-19.
"Makanya hari-hari ini Pak Wali juga sedang gencar untuk mengkomunikasikan jalannya proyek ini, termasuk Museum ini, ke pemerintah pusat," ujarnya.
KOMPAS.com/ (Penulis: Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor: Phytag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.