Kendala sinyal yang selalu saja timbul tenggelam membuat namanya berkali kali masuk dan keluar dari monitor perlombaan KSN.
‘’Sampai berkali kali ditegur oleh pengawas. Memang jaringan sempat blank selama tiga hari pertama. Solusinya pihak sekolah membelikan paket data untuk hotspot WiFi,’’tuturnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Nunukan Turun tapi Angka Kematian Ibu dan Anak Meningkat
Ia mengakui kondisi tersebut sempat mempengaruhi mental tandingnya. Namun ia menjadikan halangan tersebut sebuah motivasi dengan mensugesti dirinya bahwa prestasi harus menjawab segala keterbatasan tersebut.
Merasa diabaikan Pemprov Kaltara
Nazmy juga menegaskan jika raihan prestasinya menjadi sentilan bagi Pemerintah Provinsi Kaltara yang seakan abai atas perjuangannya.
Padahal kompetisi KSN diikuti oleh seluruh pelajar di 34 provinsi di nusantara dengan peserta sebanyak 228.906 pelajar dari jenjang pendidikan SD sampai SMA sederajat.
Sejak persiapan menuju KSN, Nazmy justru berusaha sendiri dengan mencari sejumlah bahan materi di internet.
Dia mendownload sejumlah hasil penelitian dan disertasi mahasiswa ekonomi beberapa kampus ternama untuk dijadikan referensi.
‘’Ada miskomunikasi dengan Diknas Provinsi, jadi semua persiapan KSN sepenuhnya diserahkan ke sekolah. Bahkan untuk pelatihan di Yogya, semuanya sekolah yang tanggung,’’kata Nazmy.
Baca juga: Soal Kapolres Nunukan Pukul Anggotanya, Bid Propam Polda Kaltara Pastikan Kasus Diproses Tuntas
Di balik keberhasilan Nazmy mempersembahkan medali untuk Kaltara, ada sentuhan tangan dingin dari mentor tim Sagasitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.