KOMPAS.com - Biro jodoh milik Sanusi (79), warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tengah ramai diperbincangkan dan viral di TikTok.
Sanusi tak berat hati meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman soal usaha biro jodoh itu kepada Kompas.com yang datang menemui di kediamannya, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Sanusi, "bakat" menjodohkan orang tak lepas dari pengalamannya merantau ke luar Jawa.
Sejak pulang dari pengembaraannya itu, Sanusi mengaku lebih bisa pandai berkomunikasi dan supel dengan orang banyak.
Baca juga: KUA di Solo Buka Layanan Biro Jodoh, Mahar hingga Nikah Semua Gratis, Tertarik?
Dirinya mengaku bisa berteman dengan berbagai orang dengan latar belakang usia dan status sosial.
Selain itu, pengalamannya itu semakin terasah setelah beberapa tahun menjadi tukang ojek di Pasar Kutukan, yang tak jauh dari rumahnya.
Dengan pengalaman itu, Sanusi memberanikan diri memasang spanduk di teras rumahnya.
"Saya Sanusi. Baru dua apa tiga bulan lalu saya pasang spanduk itu. Tapi saya menjodohkan orang sudah lama," ujarnya dengan menggunakan bahasa Jawa ketika ditanya awal mula dirinya membuka layanan biro jodoh.
Baca juga: Kemenag Solo Buka Layanan Biro Jodoh Jadikan Aku Halalmu, Ini Syaratnya
Soal tarif, Sanusi mematok harga Rp 100.000 untuk pendaftaran dan wajib menyerahkan foto diri dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta nomor ponsel di belakang foto.
Prosesnya, kata Sanusi, ada uang tambahan jika klien mendapat jodoh lewat bironya.
"Seikhlasnya. Tapi biasanya ngasih Rp 300.000 setiap pasangan," ujarnya.
Hasil dari jasa biro jodoh itu pun digunakan Sanusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Apalagi, kata Sanusi, motor yang dipakainya untuk ojek telah ditarik leasing karena menunggak angsuran.
Sanusi yang telah ditinggal istrinya meninggal tiga tahun lalu itu berharap usahanya akan bertahan.
Baca juga: Kisah Sanusi Mak Comblang Blitar, Buka Biro Jodoh di Tengah Maraknya Aplikasi Kencan Digital