Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Pengolahan Limbah B3 Akan Dibangun di Karawang

Kompas.com - 13/11/2021, 17:45 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Sebuah pabrik pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) akan dibangun di Kampung Ciwiru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Ade, salah seorang warga Kampung Ciwiru menyebutkan, telah dilakukan musyawarah antara warga dengan PT Prasada Pamunah Limbah Industri (PPLI).

"Warga setuju saja, yang terpenting aman bagi warga, termasuk soal lingkungan," kata Ade saat ditemui di sekitar lahan calon pabrik pengolah limbah, Sabtu (13/11/2021).

Baca juga: Polisi Lalu Lintas di Karawang Tolong Wanita Hamil yang Alami Pendarahan di Rest Area

Menurut Ade, warga mengetahui lahan tersebut akan digunakan sebagai tempat pemusnah limbah B3.

Namun, warga maupun ia sendiri tidak tahu persis mengenai jenis limbah yang akan diolah.

Ia menyebutkan, sudah ada komitmen dari perusahaan untuk tidak merugikan warga sekitar.

Selain itu, telah disepakati bahwa perusahaan akan membangun akses jalan menuju kampung RT 018, Kampung Ciwiru.

Baca juga: Aniaya Korbannya Pakai Celurit, Dua Begal Sadis di Karawang Ditangkap Polisi

Kampung itu merupakan kampung paling ujung di Desa Karanganyar yang dikelilingi daerah perbukitan.

Ada sekitar 35 kepala keluarga yang menghuni kampung itu.

"Jarak lahan dengan rumah warga sekitar 50 meter. Itu dari perbatasan lahan, bukan yang nantinya tempat pemusnahan," kata Ade.

Kepala Desa Karanganyar Udin Nurdin mengatakan, pabrik pengolahan limbah yang bakal dibangun itu sebagai pabrik pertama di desanya.

Untuk itu, dia meyambut baik dengan harapan bisa memantik pertumbuhan ekonomi warganya.

Udin menyebutkan, sejauh ini belum ada pembicaraan lebih jelas mengenai pabrik milik PT PPLI itu.

"Kami harap ada pembicaraan yang lebih jelas, sehingga bisa menguntungkan untuk warga," kata dia.

Tahap perizinan

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Wawan Setiawan mengatakan, pabrik pengolahan limbah B3 milik PT PPLI yang bakal dibangun di Karawang masih dalam tahap proses analisis dampak lingkungan (Amdal).

"Perizinan masih dalam proses Amdal dan macam-macamnya," kata Wawan.

Wawan mengatakan, perizinan untuk PPLI akan tetap berlangsung, sambil menunggu adanya perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) zona hitam yang sedang diusulkan.

 

Wawan mengatakan, wilayah hutan di Desa Karanganyar dan sekitarnya akan diusulkan jadi kawasan zona hitam atau sebagai kawasan industri pengolahan limbah B3.

Alasannya, karena kerapatan tanah di wilayah tersebut dinilai sangat cocok dan sesuai kajian untuk dijadikan sebagai kawasan pengolahan limbah B3.

Wawan juga memastikan PT PPLI tidak akan melakukan pengolahan limbah nuklir seperti desas-desus saat ini yang dikhawatirkan oleh warga.

Kompas.com sudah menghubungi Arif Rahman Hidayat selaku Karawang Project Representative PT PPLI.

Namun, menurut Arif, penjelasan lebih lanjut akan disampaikan melalui bagian hubungan masyarakat perusahaan.

"Terima kasih atas pertanyaannya, nanti PR kami yang akan jawab," ujar Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com