Anak-anak sudah dinasehati, tapi tetap nekat
Kepala Desa Aur Duri M Riskiawan menyadari, aksi yang dilakukan anak-anak tersebut sangat berbahaya.
"Bahaya sekali. Karena mereka hanya bergantungan di sisi jembatan. Kita sudah nasehati, tapi namanya anak-anak, tetap saja mereka nekat," kata Riskiawan melalui sambungan telepon, Sabtu (13/11/2021).
Riski menjelaskan, jembatan itu tak cuma jadi akses bagi anak-anak untuk berangkat sekolah. Namun, juga akses bagi masyarakat desa mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.
Pemerintah desa juga tidak bisa berbuat banyak. Biaya perbaikan jembatan gantung cukup besar. Sehingga, dana desa tak bisa digunakan memperbaiki jembatan itu.
Baca juga: Anak-anak di Jambi Bergelantungan pada Jembatan Rusak untuk Pergi ke Sekolah, Ini Penjelasan Kades
Masih ada akses lain, tetapi jauh
Sebenarnya, masih ada akses lain yang bisa dilewati masyarakat untuk menyeberangi sungai. Terdapat jembatan di sisi sungai lain yang kondisinya masih bagus.
Namun, butuh waktu 30 menit dari Desa Aur Duri menuju jembatan tersebut.
"Ada jembatan lain. Tapi untuk ke sana, itu bisa lebih dari 30 menit. Jadi anak sekolah memilih jembatan rusak, karena lebih cepat, sampai ke sekolah," jelas Riskiawan.
Untuk mencegah korban jiwa, Riskiawan telah menutup jembatan dengan bambu agar warga tidak melintas.
"Kalau masyarakat tidak mau melewati jembatan yang satunya karena jauh, mereka bisa menyeberang menggunakan rakit," kata dia.
(KOMPAS.com/Kontributor Jambi, Suwandi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.