KOMPAS.com - Sejumlah siswa di Desa Aur Duri, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi, nekat bergelantungan melewati jembatan rusak saat berangkat dan pulang sekolah.
Tindakan itu dilakukan anak-anak Desa Aur Duri sejak enam bulan terakhir. Mereka terpaksa melewati jembatan itu karena jarak yang ditempuh lebih dekat.
Jembatan gantung di Desa Aur Duri itu rusak sejak enam bulan lalu. Salah satu sling atau tali jembatan gantung itu putus pada Jumat (14/5/2021).
Pemerintah desa telah melaporkan perihal kerusakan itu kepada Pemerintah Kabupaten Merangin untuk segera diperbaiki.
"Anggaran sudah tidak ada..."
Pemerintah Kabupaten Merangin belum bisa memperbaiki jembatan yang rusak itu tahun ini.
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Merangin Yadi Novianto mengatakan, perbaikan tak bisa dilakukan tahun ini karena tidak ada anggaran.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 12 November 2021
"Tahun 2021 tidak bisa. Karena anggaran sudah tidak ada. Tapi perbaikan akan menjadi prioritas tahun 2022," kata Kabid Bina Marga PUPR Merangin, Yadi Novianto kepada wartawan, Kamis (11/11/2021).
Menurut Yadi, Pemkab Merangin akan memprioritaskan perbaikan jembatan itu tahun depan. Apalagi, jembatan itu dilalui anak-anak desa menuju sekolah.
Pemkab Merangin pun akan membahas secara intensif perbaikan jembatan tahun depan, sehingga mendapat kejelasan diperbaiki dengan APBD atau APBN.
Yadi menambahkan, dinas telah meninjau jembatan yang rusak itu. Untuk sementara, dinas akan memasang papan pengumuman agar warga tak melewati jembatan itu.
Sebagai perwakilan Pemkab Merangin, Yadi pun meminta maaf kepada masyarakat belum bisa memperbaiki jembatan itu.
Ia juga prihatin melihat para pelajar berjuang menantang bahaya melewati jembatan itu untuk pergi ke sekolah.