Untuk mencegah korban jiwa, Riskiawan telah menutup jembatan dengan bambu agar warga tidak melintas.
"Kalau masyarakat tidak mau melewati jembatan yang satunya karena jauh, mereka bisa menyeberang menggunakan rakit," kata dia.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut belum mampu memperbaiki jembatan itu tahun ini. Pemkab mengaku tak memiliki dana.
"Tahun 2021 tidak bisa. Karena anggaran sudah tidak ada. Tapi perbaikan akan menjadi prioritas tahun 2022," kata Kabid Bina Marga PUPR Merangin, Yadi Novianto kepada wartawan, Kamis (11/11/2021).
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu 12 November 2021
Yadi mengatakan, perbaikan jembatan itu menjadi prioritas karena dipakai anak-anak untuk berangkat ke sekolah.
Pembahasan penggunaan anggaran untuk perbaikan jembatan itu akan dibahas secara intensif tahun depan. Sehingga, mendapat kejelasan apakah perbaikan menggunakan APBD atau APBN.
Dinas PUPR, kata dia, telah turun ke lokasi meninjau kondisi jembatan yang rusak. Dinas PUPR akan memasang papan pengumunan sementara agar warta tak melewati jembatan rusak tersebut.
Yadi pun meminta maaf, Pemkab Merangin belum bisa memperbaiki jembatan itu. Pemkab Merangin prihatin terhadap kondisi pelajar yang berjuang melewati jembatan rusak untuk pergi ke sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.