JAMBI, KOMPAS.com - Sejumlah siswa di Desa Aur Duri, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi, melewati jembatan rusak untuk pergi ke sekolah selama enam bulan terakhir.
Anak-anak itu sengaja memilih melewati jembatan rusak tersebut karena membuat jalur tempuh ke sekolah lebih dekat.
Mereka menantang bahaya dengan bergelantungan di jembatan yang memiliki panjang puluhan meter itu.
Kepala Desa Aur Duri M Riskiawan mengatakan, aksi para siswa itu sangat berbahaya.
"Bahaya sekali. Karena mereka hanya bergantungan di sisi jembatan. Kita sudah nasehati, tapi namanya anak-anak, tetap saja mereka nekat," kata Riskiawan melalui sambungan telepon, Sabtu (13/11/2021).
Menurut Riskiawan, jembatan itu sudah rusak sejak enam bulan lalu. Salah satu sling atau tali jembatan gantung itu putus pada Jumat (14/5/2021).
Baca juga: Harimau yang Terkam 2 Warga di Merangin Berhasil Ditangkap
Riskiawan mengaku telah melaporkan kerusakan jembatan itu kepada Pemkab Merangin.
Jembatan itu, kata dia, tak cuma sebagai akses bagi anak-anak pergi sekolah. Namun, juga akses utama bagi masyarakat desa untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan.
Dana membangun jembatan gantung, kata dia, cukup besar. Sehingga, dana desa tidak bisa digunakan memperbaiki jembatan.
Meski masyarakat sangat bergantung dengan jembatan itu, Riskiawan menyebut, masih ada akses lain bagi warga untuk melewati sungai.
Pada sisi sungai lain, ada jembatan yang kondisinya sangat baik. Namun, butuh 30 menit perjalanan untuk menuju jembatan itu dari desanya.
"Ada jembatan lain. Tapi untuk ke sana, itu bisa lebih dari 30 menit. Jadi anak sekolah memilih jembatan rusak, karena lebih cepat, sampai ke sekolah," jelas Riskiawan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.