Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Anak Eks TKI demi Sekolah, Kerja Jadi Pengikat Rumput Laut dan Tak Pernah Jajan

Kompas.com - 12/11/2021, 19:04 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Tidak pernah jajan

Noben dan Reon lebih banyak menghabiskan waktunya di mess tempat budidaya rumput laut.

Setiap pulang sekolah, kedua bocah ini, biasanya langsung berjalan kaki lumayan jauh menuju daerah pemukiman nelayan di pesisir Tanjung.

Orangtuanya sudah menyiapkan baju ganti dan ransum untuk makan siang sebelum menjalani aktivitas mengikat bibit rumput laut.

Anastasia, ibu dari keduanya, menuturkan kemauan sekolah anaknya bukan atas dasar paksaan, melainkan karena keinginan mereka sendiri demi menggapai cita-cita.

"Tidak ada anak-anakku mau keluarkan uangnya untuk jajan itu. Semua dia kasih masuk tabungan. Sering kami kasih uang kalau hasil mengikat banyak, masing-masing Rp 10.000, tetap saja mereka kasih masuk tabungan. Untuk kebutuhan sekolah, itu saja mereka selalu bilang," tuturnya.

Baca juga: Mengungkap Praktik Perdagangan Anak Buruh Migran di Indramayu, Pelaku Kadang Kerabat Dekat...

Sejauh ini, baik Reon ataupun Noben selalu membeli barang kebutuhan mereka dengan uang hasil keringat mereka sendiri.

Entah itu ponsel Android untuk ikut pelajaran daring dan sepeda bekas untuk mereka bermain bersama anak-anak sebayanya.

"Ndak ada pokoknya mereka minta jajan. Wajar sih karena pagi mereka jalan ke sekolah sudah makan. Pulang sekolah pergi mabettang (mengikat bibit rumput laut) sampai petang. Waktu habis di tempat rumput laut saja memang," lanjut Anastasia.

Ulet dan kreatif

Meski tidak pernah menikmati waktu bermain layaknya anak anak seumurannya, Reon dan Noben justru asik dan sangat menikmati pekerjaan mereka.

Keduanya selalu kompak mengerjakan semua hal, termasuk berinisiatif mencari penghasilan tambahan.

Leonardus sebagai ayah kedua bocah tersebut juga mengaku cukup bangga dengan keuletan anak anaknya.

Mereka tidak pernah disuruh melakukan sesuatu pekerjaan, tapi selalu bisa menghasilkan uang yang cukup banyak untuk anak seusianya.

"Dari Mabettang saja kalau digabungkan itu bisa dapat sekitar 12 tali sehari. Satu tali seharga Rp 9000, belum lagi mereka bantu masukkan rumput laut kering siap jual ke dalam karung, mereka biasa dikasih upah sampai Rp 70.000 itu. Dalam sehari bisa dapat sekitar Rp 170.000," kata Leonardus.

Baca juga: 11 TKI asal Blitar Meninggal, 1 Jenazah Belum Dipulangkan

Seakan tidak pernah kehabisan akal, si bocah kembali berinisiatif mengumpulkan uang lebih banyak.

Saat mereka melihat banyak rumput laut basah yang baru dipanen berjatuhan ke bawah lantai panggung penjemuran, mereka seakan tanggap dengan peluang tersebut.

Keduanya berinisiatif turun ke bawah panggung lantai penjemuran saat ombak surut, dan mengumpulkannya sedikit demi sedikit.

Hasilnya, mereka jemur sendiri dan meminta orangtuanya menjualkan rumput laut kering yang mereka jemur tersebut.

"Terakhir kali mereka jual rumput kering itu dikasih Rp 600.000 oleh pengepul. Ulet mereka, rajin memang, kalau digabung penghasilan sebulannya lumayan memang," imbuhnya.

Ingin menjadi pintar demi membalas kebaikan orang tua

Saat ditanya mengapa keduanya begitu tidak kenal lelah dalam bekerja, keduanya hanya terdiam dan menunduk semakin dalam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com