KOMPAS.com - Lebih dari sepekan mengungsi karena banjir, warga korban banjir di Sintang, Kalimantan Barat, mulai terserang penyakit.
Dilansir dari KompasTV, sejumlah warga di lokasi pengungsian mulai terserang diare dan gatal-gatal, salah satunya para pengungsi di Desa Tanjung Puri.
Baca juga: Penanganan Banjir di Kabupaten Sintang Kalbar Terkendala Peta Genangan
Hal itu, menurut petugas medis di Puskesmas Tanjung Puri, penyebab munculnya penyakit tersebut karena faktor lingkungan, air bersih, dan konsumsi makanan.
"Kebanyakan menderita gatal-gatal, karena kondisi pengungsian yang kuran bersih," kata Novi Rahmwati, petugas medis di Puskesmas Tanjung Puri.
Menurutnya, kebutuhan mendesak para pengungsi korban banjir di Sintang adalah air bersih.
Baca juga: Dua Pekan Sintang Kalbar Terendam Banjir, Akses Kendaraan Dalam Kota Nyaris Lumpuh
Sementara itu, dilansir dari Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang menjelaskan, bencana banjir melanda setidaknya di 12 kecamatan.
Lalu, sebanyak 140.468 jiwa terdampak banjir tersebut, dan dua warga dilaporkan meninggal dunia.
Baca juga: Sudah 2 Pekan, Banjir di Sintang Tak Kunjung Surut…
Selain itu, ada 32 titik tempat pengungsian serta 24 dapur umum yang terpantau BPBD Sintang per tanggal 11 November 2021.
Sementara itu, tercatat ada 35.117 unit rumah yang terendam banjir dengan ketinggian banjir hingga 3 meter.
Lalu, lima unit jembatan rusak berat dan beberapa sarana prasarana lainnya juga terdampak.
Saat ini Pemkab Sintang telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir selama 30 hari terhitung mulai 13 Oktober hingga 16 November 2021.