BANDUNG, KOMPAS.com - Jawa Barat menjadi salah satu daerah rawan bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat, terjadi 1.877 bencana pada periode Januari hingga November 2021.
Dari jumlah itu, bencana alam yang paling sering terjadi yakni longsor sebanyak 1.034 kejadian.
Berikutnya, angin puting beliung sebanyak 525 kejadian.
Baca juga: Kejati Jabar Tetapkan 2 Tersangka Dugaan Korupsi di PT Posfin
Kemudian, bencana yang juga sering terjadi adalah banjir, yakni sebanyak 251 kejadian.
Adapun 5 daerah yang paling sering terjadi bencana yakni Kabupaten Bogor (622 kejadian), Kabupaten Sukabumi (239 kejadian), dan Kota Bogor (178 kejadian).
Kemudian Kabupaten Ciamis (136 kejadian), dan Kabupaten Bandung (80 kejadian).
Baca juga: Peresmian Monumen Covid-19 Batal, Ini Penjelasan Pemprov Jabar
Kemudian, BPBD Jabar juga mencatat terdapat 795.670 jiwa yang terdampak akibat 1.877 bencana yang terjadi.
Dari angka tersebut, tercatat 60 orang jadi korban meninggal dunia.
Lalu, tercatat 228.296 rumah atau bangunan mengalami kerusakan berat hingga ringan akibat bencana.
Pemprov Jabar mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana dengan menyiagakan petugas dari BPBD dan Jabar Quick Respons (JQR).
Baca juga: Sejak Awal November, 91 Kejadian Bencana Alam Terjadi di Kabupaten Bogor
Ketua Umum JQR Bambang Trenggono mengatakan, pemerintah harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi di Jabar.
Untuk itu, menurut Bambang, JQR berkolaborasi dengan Direktorat Bina Potensi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melakukan pelatihan khusus tentang teknis pencarian dan pertolongan di permukaan air melalui program SAR Community.
Menurut Bambang, keterampilan petugas di lapangan sangat penting dalam proses penanganan bencana.
“Walau telah banyak terjun ke lokasi kebencanaan, tim disaster JQR harus memiliki kemampuan yang tersertifikasi dari Basarnas. Butuh proses pembelajaran, baik materi maupun aplikasi di lapangan. Kita ciptakan sumber daya manusia yang profesional dan memadai dalam menghadapi bencana,” kata Bambang kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).
Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Bandung Deden Ridwansah mengatakan, kesediaan personel yang terampil sangat dibutuhkan selama musim bencana.
“Tentunya dengan semakin banyaknya potensi dan personel yang memiliki keterampilan SAR dan mitigasi kebencanaan, semakin memperingan tugas dari institusi seperti Basarnas dan BPBD. Kami tidak bisa bekerja sendiri, harus ada sinergitas,” kata Deden.
Baca juga: Antisipasi Banjir Saat Musim Hujan, Ini Arahan Ridwan Kamil
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau para kepala daerah dan kepala BPBD di Jabar untuk siaga satu menghadapi musim hujan dan potensi bencana.
Musim hujan diperkirakan akan berlangsung sampai awal 2022.
Menurut dia, ada dua potensi bencana saat musim hujan, yakni banjir dan tanah longsor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.