Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Ayah Tiri di Sidoarjo Aniaya Bocah 3 Tahun hingga Tewas, Banyak Sundutan Rokok di Tubuh Korban

Kompas.com - 12/11/2021, 07:00 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - DST (29), warga asal Candi, Sidoarjo, Jawa Timur ditangkap polisi atas kasus kekerasan pada anak tirinya yang masih berusia 3 tahun.

Ia resmi jadi tersangka dan langsung ditahan oleh penyidik Satreskrim Polresta Sidoarjo pada Selasa (2/11/2021).

Sebelun ditahan, DST sempat babak belur dipukuli warga Desa Kedungsolo, Kecamatan Porong, Sidoarjo pada Senin (1/11/2021).

Baca juga: Gara-gara Bermain Layangan, Anak Dianiaya Ayahnya hingga Meninggal, Terungkap Usai Makam Dibongkar

Korban sempat dibawa ke rumah sakit dan meninggal

Kepada penyidik kepolisian, DST mengaku tega menganiaya korban karena kesal anak tirinya memuntahkan makanan.

Saat itu pelaku sedang menyuapi korban.

"Karena mengaku kesal saat anaknya disuapin makanannya dimuntahkan sama korban. Nah, dari situ pelaku muncul rasa kesal," ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, Kamis (11/11/2021).

Saat itu DST langsung memukul bagian perut korban sebanyak satu kali, di bawah ketiak dan bagian punggung korban.

Baca juga: Titipkan Mayat ke Adik Ipar, Ini Cerita Ibu di Sidoarjo yang Aniaya Anak Balitanya hingga Tewas

Tak hanya itu. Pelaku membawa korban ke kamar mandi dan langsung menyiramnya dengan air.

Saat itu korban terjatuh ke lantai kamar mandi dan hidungnya mengeluarkan darah. Karena panik, pelaku membawa korban ke rumah sakit.

Sayangnya saat mendapat perawatan, nyawa bocah 4 tahun itu tak bisa diselamatkan. Ia tewas di tangan ayahnya.

Baca juga: Pengakuan Suami Istri yang Diduga Aniaya Anak Asuh Difabel di RKS Sleman

Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan para saksi, penganiayaan yang dilakukan pelaku hanya seketika itu.

"Kalau dari keterangan para saksi tetangga dan keluarganya baru sekali itu dilakukan oleh ayahnya, karena memang saat itu pelaku sedang kesal," cetus dia.

Ada luka sundutan rokok

Trauma benturan kepala bisa mengakibatkan pendarahan pada otak.Unsplash/Marcos Paulo Trauma benturan kepala bisa mengakibatkan pendarahan pada otak.
Awalnya, warga sekitar mengetahui korban meninggak karena terjatuh di kamar mansi. Namun saat akan memandikan jenazah, warga curiga dengan banyaknya luka sundutan rokok di tubuh korban.

Selain itu warga melihat ada beberapa memar di tubuh dan kepala korban.

“Dari kecurigaan itu, warga bertanya ke ayah tiri korban. Termasuk menanyakan visum rumah sakit, tapi dia berbelit dan berdalih visum belum keluar,” ujar Cak Mat, seorang warga di lokasi kejadian dilansir dari Surya.co.id.

Tak tega melihat kondisi sang bocah, warga terus mencecar pertanyaan ke DST.

Baca juga: Pasutri Aniaya Anak Asuh Difabel di Sleman, Tiap Malam Diborgol dan Disiram Air Panas

Geram dengan itu, warga pun memukuli pelaku. Semakin lama semakin banyak yang ikut menghajarnya. Pelaku kemudian diamankan petugas dan langsung dibawa ke Polsek Porong.

Kapolres sempat bertemu dengan pelaku dan berbincang beberapa saat. Termasuk juga dengan Wiwik, ibu korban yang merupakan istri pelaku.

“Kami sempat menanyakan beberapa hal. Ternyata pelaku ini hanya menikah siri dengan ibu korban,” ujar Kapolres.

Polisi melakukan penyeldikan dan mengumpulkan sejumlah alat bukti. Akhirnya, DST ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan yang menewaskan anak tirinya yang maish berusia tiga tahun.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muchlis | Editor : Priska Sari Pratiwi), Surya.co.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Kesaksian Korban Truk Terguling di Kebumen: Remnya Blong, Bannya Bocor

Regional
Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Profil Gunung Ruang, dari Lokasi hingga Sejarah Erupsi

Regional
BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

BKSDA Bengkulu Berharap Warga Tak Pancing dan Matikan Buaya

Regional
Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Anggota DPRD Kota Serang Bakal Dapat 2 Baju Dinas Seharga Rp 8 Juta

Regional
Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Terjadi Hujan Kerikil dan Pasir Saat Gunung Ruang Meletus

Regional
Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Pemkab Agam Anggarkan Rp 2,2 Miliar untuk Rehabilitasi 106 Rumah

Regional
Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Kronologi Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Korban Sempat Diajak Berbelanja

Regional
Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Sederet Fakta Kasus Ibu dan Anak di Palembang Dibunuh Mantan Pegawai Suami

Regional
Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Diduga Direncanakan

Regional
Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Polisi Sebut Hasil Otopsi Kematian Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar karena Dicekik

Regional
Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Sering Campuri Urusan Rumah Tangga Anaknya, Mertua di Kendari Tewas Dibunuh Begal Suruhan Menantu

Regional
Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Keruk Pasir Laut di Pelabuhan Nelayan Bangka, Negara Bisa Raup Rp 20 M

Regional
Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Regional
Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Calon Pengantin di Aceh Disebut Tunda Pernikahan karena Lonjakan Harga Emas

Regional
Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Ribuan Lampion Akan Diterbangkan Saat Waisak di Borobudur, Ini Harga Tiketnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com