Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dokter di Pedalaman Kalimantan, Miris Lihat Pasien 6 Jam Digotong ke Puskesmas

Kompas.com - 11/11/2021, 16:26 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Mengabdikan diri di kampung halaman tak serta merta menjadi nyaman dan tanpa beban.

Hal tersebut dirasakan oleh dokter Evangelina, perempuan suku Dayak Lundayeh di perbatasan RI – Malaysia. 

Kini Evangelina bertugas di Puskesmas Long Bawan, Dataran Tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang merupakan tanah kelahirannya.

"Sering miris ketika merasa tahu apa yang harus dilakukan pada pasien, tetapi fasilitas untuk mendukung tindakan itu tidak ada. Rasanya sulit untuk dideskripsikan," kata Evangelina saat dihubungi, Kamis (11/11/2021).

Baca juga: Demi Ikut ANBK, Murid SD di Pelosok Krayan Kaltara Jalan Kaki 7 Jam Tembus Hutan Berlintah

Perempuan yang menyelesaikan studi kedokterannya di Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Jakarta ini menuturkan, hatinya sering teriris kala menyaksikan betapa warga di pedalaman Krayan masih hidup terisolasi.

Ia mencontohkan, warga dari pedalaman Wa’Yagung Krayan yang harus menggotong saudaranya dengan tandu saat mereka sakit dan hendak dibawa ke Puskesmas.

Mereka harus berjalan kaki dan bergantian mengusung tenda melewati hutan selama enam jam sebelum sampai ke jalan setapak yang bisa dilewati sepeda motor.

"Itu yang saya katakan kenapa saya masih merasa miris. Mereka tidak punya akses jalan sejak lama, untuk membawa pasien ke Puskesmas saja harus ditandu sekian lama, belum lagi kalau harus dirujuk, karena di Puskesmas tidak ada dokter spesialis. Sementara peralatan medis, jauh dari kata lengkap," imbuhnya.

Baca juga: Guru Honorer di Krayan Kaltara Bunuh Macan Tutul dan Unggah Fotonya di Medsos, Ini Alasannya

Di Krayan, belum ada Rumah Sakit yang menjadi rujukan. Tidak ada dokter spesialis di Puskesmas Long Bawan Krayan.

Hanya ada empat dokter yang menangani semua model penyakit sampai perkara gawat darurat.

Biasanya pasien yang harus dirujuk akibat menderita penyakit gagal jantung, diabetes mellitus, stroke, termasuk patah tulang dan pasien Covid-19.

"Akibat persoalan rujuk yang agak sulit begini, saya menyaksikan sendiri betapa pedihnya hati saat beberapa waktu lalu. Di depan mata, tiga pasien Covid-19 meninggal dunia," sesalnya.

Para pasien dari Krayan biasanya dirujuk ke Kota Tarakan, Kabupaten Malinau atau ke Nunukan Kota.

Baca juga: Pesawat Pengangkut BBM untuk Mesin PLTD Tergelincir di Bandara Krayan Kaltara

Mereka terkadang harus mencarter pesawat perintis dengan biaya mahal, karena hanya itu transportasi satu-satunya yang bisa mengeluarkan mereka dari wilayah pegunungan Krayan.

"Saya memiliki harapan, pemerintah bisa melengkapi alat di Puskesmas Krayan, setidaknya supaya pasien kritis masih bisa bertahan. Dan yang menjadi harapan semua orang, akses jalan darat menuju Malinau segera terbuka agar mereka bisa merasakan pelayanan kesehatan yang sama dengan wilayah lain," kata Evangelina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com