Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Andika Dharma Sena mengatakan pemanggilan Presiden BEM Unmul untuk meminta klarifikasi dari unggahan tersebut.
"Harusnya hari ini mereka datang, tapi mereka tidak datang. Pemanggilan kedua masih kami jadwalkan. Saya juga tidak tahu kenapa mereka tidak datang," ungkap Sena.
Sena membantah pihaknya dituding mengkriminalisasi mahasiswa.
"Kami hanya minta klarifikasi terkait maksud dari postingan tersebut. Seharusnya kalau itu tidak ada masalah ya datang saja untuk memberikan klarifikasi," tegas dia.
Baca juga: Cerita Presiden BEM Unmul Diteror Setelah Sebut Wapres Patung Istana
Sebelumnya, melalui akun Instagram BEM Unmul @bemkmunmul menggunggah poster yang bertuliskan “Kaltim Berduka – Patung Istana Merdeka Datang ke Samarinda” disertakan foto Wakil Presiden Ma’ruf Amin bertepatan dengan hari kedatangan Maruf ke Samarinda, Kaltim, Selasa (2/11/2021).
Patung istana yang dimaksud merujuk pada Wapres Maruf. Unggahan itu mendapat respon beragam hingga viral di media sosial.
Sebagai informasi, perihal pemanggilan polisi ke Presiden BEM, sebanyak 31 lembaga yang tergabung dalam Koalisi Kebebasan Berpendapat (KKB) bersolidaritas dan mengecam panggilan polisi tersebut.
KKB meminta polisi menghentikan penyelidikan dan meminta pihak terkait untuk mencabut laporan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.