MAGETAN, KOMPAS.com – Sebelum meletus perang 10 November di Surabaya, Gubernur Soerjo melakukan pidato di Radio Repubik Indonesia pada malam tanggal 09 November 1945 pukul 23.00 WIB.
Muris Subiyantoro, juru bicara keluarga besar Gubernur Soerjo mengatakan, dalam siarannya Gubenur Soerjo yang telah diberi kewenangan penuh oleh Presiden Soekarno terkait ultimatum pasukan Inggris untuk menyerah, memilih tetap melawan mereka.
“Gubernur Soeryo mengkomunikasikan dengan Bung Karno. Setelah ditunggu pemerintah pusat menyerahkan kembali kepada Gubsernur Soerjo,” ujar Muris, saat ditemui usai dialog di Radio Rasi, Rabu (10/11/2021).
Muris menambahkan, langkah Gubernur Soerjo untuk tetap memilih melawan ultimatum Inggris tak lepas dari dukungan para kiai yang berada di Jawa Timur.
Sehingga, ketika perang 10 November meletus, seluruh pemuda yang berada di luar Surabaya tumpah ruah memasuki Kota Surabaya untuk melawan tentara Inggris.
“Dia sudah yakin ketika berpidato di corong RRI untuk melawan Inggris karena masyarakat sudah pasti mendukung,” imbuh dia.
Sayangnya, rekaman heroik Gubernur Soerjo di RRI untuk melawan pasukan Inggris pada waktu itu tidak diketahui rimbanya.
Upaya pencarian saat ini telah dilakukan oleh keluarag besar Gubernur Soerjo.
“Kami sudah menelusuri RRI Surabaya, RRI Malang, sudah ke arsip nasional tetapi tidak ada rekaman itu,” ucap dia.
Muris mengatakan, sampai sat ini, masih melakukan upaya pencarian rekaman yang kemungkinan berupa pirngan hitam atau kaset tersebut.
Dia mengaku, upaya penelusuran keberadaan pidato Gubernur Sorejo hanya menemukan dokumen berupa ketikan pidato yang disimpan oleh arsip Provinsi Jawa Timur.