Tanah tersebut kemudian dibeli pemerintah dengan ganti rugi segobang atau 1,5 sen. Sedangkan pembangunannya dimulai sejak 1795 dan menghabiskan dana 14.000 ringgit.
Baca juga: Semanggi Suroboyo, Sisi Lain Kota Surabaya yang Terlupakan
Grahadi pernah menjadi tempat perundingan Presiden Soekarno dengan Jendral Hawtorn pada Oktober 1945.
Pertemuan itu untuk mendamaikan pertempuran pejuang dengan pasukan sekutu.
Dari gedung itu pula pada 9 November 1945 pukul 23.00 WIB, Gubernur Suryo yang merupakan gubernur ke-6 Jawa Timur menolak ultimatum menyerah tanpa syarat pada Inggris. Dan ia meninggal keesokan harinya di Grahadi.
Para presiden RI juga menjadikan Grahadi tempat peristirahatan dan singgah saat mereka kunjungan kerja di Surabaya dan sekitarnya.
Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah presiden yang paling sering tidur di Grahadi. Selain itu Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono juga beberapa kali sempat menginap di Gedung Kenegaraan ini.
Baca juga: Ismail Marzuki Tampil Jadi Google Doodle di Hari Pahlawan 2021
Selain itu Grahadi juga menerapkan gaya Oud Hollandstijl (gaya belanda kuno). Arsitek Grahadi adalah orang Belanda yang bernama Ir. W. Lemci.
Pada mulanya gedung ini menghadap ke Kalimas di sebelah utara, sehingga pada sore hari penghuninya sambil minum-minum teh dapat melihat perahu-perahu yang menelusuri kali tersebut.
Baca juga: Sejarah Panjang Jalan Tunjungan Surabaya, Sudah Dikenal sejak Tahun 1920-an
Perahu-perahu itu juga dimanfaatkan sebagai sarana transportasi, mereka datang dan pergi dengan naik perahu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.