Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Hektar Lahan Gundul di Perbukitan Blitar Selatan, Pemkab Waspadai Potensi Banjir

Kompas.com - 09/11/2021, 15:30 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur menyoroti gundulnya ribuan hektar kawasan hutan milik Perum Perhutani di wilayah perbukitan Kabupaten Blitar bagian selatan.

Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Blitar Tuti Komaryati menyatakan, pihaknya prihatin dengan gundulnya ribuan hektar hutan yang ada di wilayah Blitar bagian selatan.

Menurut Tuti, gundulnya perbukitan di wilayah selatan Blitar itu akan terus meningkatkan risiko bencana alam terutama bencana banjir ketika musim hujan tiba.

Baca juga: Disangka Suara Petir, Ternyata Pohon Kelapa Tumbang dan Timpa 2 Rumah di Blitar

"Dan sudah terjadi kan beberapa tahun terakhir, banjir di wilayah Kecamatan Sutojayan dan sekitarnya setiap hujan dengan intensitas tinggi," ujar Tuti kepada wartawan usai mengikuti paparan potensi bencana hidrometeorologi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Selasa (9/11/2021).

Menurut Tuti, banjir di wilayah Sutojayan dan sekitarnya tidak dapat dilepaskan dari gundulnya hutan di wilayah Blitar bagian selatan sejak beberapa tahun terakhir.

Ketika membuka sesi pemaparan pihak BMKG di hadapan sejumlah pimpinan wilayah dan kepala organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Blitar, Tuti menyorot bertambahnya wilayah di Blitar yang memiliki risiko bencana alam, yaitu wilayah Blitar bagian selatan.

"Hutannya semakin gundul dan ditanami tebu," ujarnya.

Tuti menuturkan, pihak pemkab telah beberapa kali bertemu dengan Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Blitar guna membahas masalah gundulnya ribuan hektar di wilayah selatan Blitar.

Baca juga: Minim Saksi, Begini Cara Polisi Temukan Pencuri Uang Rp 427 Juta Milik Peternak Sapi di Blitar

Pada pertemuan-pertemuan itu, tambahnya, sudah disepakati sejumlah hal untuk menjaga dan menambah tegakan tanaman keras wilayah Blitar selatan.

Namun Tuti tak menjelaskan lebih lanjut saat disingggung soal realisasinya. 

"Hari ini panjenengan (Anda) lihat sendiri, banyak hutan gundul dan ditanami tebu," ujarnya.

Tuti mempersilakan wartawan untuk meminta penjelasan langsung dari pihak Perum Perhutani KPH Blitar.

Menurut pihak Perhutani, sudah ada ketentuannya lahan mana saja yang boleh dan tidak boleh ditanami tanaman pertanian seperti tebu.

"Perhutani sudah ada ketentuannya, lahan seperti apa yang boleh ditanam tebu atau tanaman untuk kegiatan perekonomian masyarakat," katanya.

Namun dia mengaku tak mengetahui fakta di lapangan wilayah Blitar bagian selatan yang merupakan area di bawah penguasaan Perhutani KPH Blitar justru semakin gundul.

Baca juga: Nol Kasus Meninggal Covid-19 Dalam 1,5 Bulan, Tingkat Kematian Kabupaten Blitar Masih Tertinggi di Jatim

Pasca-Reformasi 1998, kawasan hutan di Blitar selatan merupakan salah satu sasaran penjarahan hutan secara massif.

Setelahnya, tidak terlihat adanya penanaman kembali hutan yang gundul. Sebaliknya, area hutan yang gundul bertambah luas.

Pemerhati masalah lingkungan di wilayah Blitar selatan termasuk kelompok peduli lingkungan, Komunitas Pandur, di Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan menyebut, dari hari ke hari semakin banyak area hutan yang ditanami tebu oleh masyarakat sejak beberapa tahun terakhir.

Desa Pandanarum sendiri merupakan salah satu desa di Sutojayan yang berisiko tinggi terdampak banjir di musim hujan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com