KARAWANG, KOMPAS.com - Senin (8/11/2021) sekitar pukul 04.00 WIB, banjir datang di Dusun Pengasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
Sadiah (45), warga RT 003, RW 001, Kampung Pengasinan, Desa Karangligar mengatakan ini merupakan banjir kedua yang terjadi pada November 2021.
Banjir pertama datang pada Jumat (5/11/2021) malam dan baru surut Sabtu (6/11/2021) sore.
Baca juga: Objek Wisata Air Green Canyon Karawang Meluap, gara-gara Bagian Hulu Banjir
Sadiah bersama putranya pun mengungsi di emper toko yang aman dari banjir, dengan membawa baju seadanya.
Sedang suaminya berjaga di rumah, mengandalkan balai-balai atau bangku.
"Langsung ngungsi pagi tadi," kata Sadiah kepada Kompas.com.
Saban tahun, Sadiah bersama suami dan putranya tak luput kebanjiran.
Baca juga: Sungai Cilamaya Karawang Meluap, Ratusan Rumah Terendam
Rutinitasnya pun sama, banjir, mengungsi, beres-beres rumah, lalu kebanjiran lagi.
Ia mengaku sudah tak terhitung membeli peralatan rumah tangga. Misalnya televisi, kipas angin, dan kulkas.
Pernah juga karena banjir datang tiba-tiba, baju yang tersisa hanya sedikit.
"Tahun lalu, televisi baru beli dua bulan langsung rusak enggak bisa dibenerin," kata dia.
Tahun lalu, rumahnya hampir tenggelam, hanya tesisa atap yang tak terendam air. Ia menyebut akhir tahun 2020 hingga awal 2021 banjir berkali-kali datang.
"Tiap tahun berkali-kali banjir, ada 12 sampai 15. Enggak ngitungin," ujar dia.
Sadiah pun berharap pemerintah melakukan langkah-langkah untuk menghentikan banjir di desanya. Ia mengaku ingin tinggal dengan nyaman.
Sebab, ia dan suaminya yang bekerja sebagai buruh tani, tak punya mampu jika harus pindah rumah.
Pun jika dijual, ia khawatir tak ada yang berminat.
"Gimana ya, penginnya enggak banjir lagi," ucapnya.
Sekretaris Desa Karangligar Yosi Apriani mengatakan, hingga Senin (8/11/2021) siang, banjir terjadi di empat RT di Kampung Pengasinan dan tiga RT di Kampung Kampek.
Ketinggian air bervariasi dari 5 cm sampai 50 cm.
Adapun total rumah yang terendam ada 182 unit.
Sedang warga yang terdampak ada 661 orang dari 231 kepala keluarga.
Sejumlah fasilitas umum seperti gedung Pendidikan Usia Dini (Paud), masjid, dan mushola juga terdampak.
Yosi menyebut banjir terjadi di desanya sejak 2007. Tiap tahun banjir berkali-kali datang.
Warga yang terdampak tiap tahun sekitar 2.800 orang, separuh dari jumlah penduduk Desa Karangligar.
"Tahun kemarin sekitar 30 kali. Banjir surut, banjir surut. Banjir biasanya bertahan sekitar tiga hari. Kalau di Kampung Kampek bisa sampe sebulan, karena cekung," kata dia.
Serain curah hujan tinggi, Yosi mengungkap banjir di desanya juga disebabkan kiriman melalui Sungai Citarum dan Cibeet. Juga dari limpasan Sungai Cidarwolong.
Yosi pun berharap ada langkah realistis dari pemerintah, baik di tingkat kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat.
Pihaknya mengaku beberapa kali diajak berdiskusi, namun belum ada tindak lanjut kembali.
"Harapan desa ada tindak lanjut yang realistis. Kalau bisa ditangani secepatnya ya secepatnya," ucapnya.
Meski begitu, kata dia, untuk bantuan bagi korban banjir tiap tabun tercukupi.
Bantuan biasanya datang dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah maupun swasta yang dermawan.
"Kalau bantuan tersalurkan terus," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.