NUNUKAN, KOMPAS.com – Kebakaran hebat melanda pemukiman padat penduduk di Jalan Cik Di Tiro, Nunukan, Kalimantan Utara, Minggu (7/11/2021) sekitar 19.45 Wita.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Nunukan Rachmaji Sukirno mengatakan, akibat peristiwa ini, empat bangunan ludes terbakar, termasuk sebuah rumah kontrakan empat pintu.
"Data kami mencatat sebanyak empat rumah hangus terbakar dan dua rumah terdampak. Dari investigasi di lapangan, kebakaran di lahan seluas 21 x 20 meter ini diduga akibat korsleting listrik," ujar Sukirno, Senin (8/11/2021).
Baca juga: Kebakaran di Menteng Wadas Jaksel Lalap 2 Rumah, Diduga Tersambar Petir
Sebanyak delapan armada pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar rumah tinggal milik Abdul Rauf (60), Larrang (55), Iwan (40) dan Landire (40).
Rachmaji mengatakan, sumber api berasal dari rumah Iwan.
Salah satu warga sekitar yang juga menjadi pelapor peristiwa ini, Rahman, sempat berupaya memadamkan menggunakan alat pemadam api ringan.
Namun, api tak terkendali dan dengan cepat menjalar ke rumah lain,
Salah satu korban sekaligus saksi mata kejadian, Yanti (25), merasa yakin bahwa penyebab kebakaran tersebut akibat korsleting listrik.
"Saat saya sedang menyusui anak saya, dari rumah sebelah tercium bau kabel terbakar. Begitu saya coba lihat sumber bau, tiba tiba ada api membesar. Saya langsung keluar lari menggendong anak saya padahal saat itu hanya mengenakan pakaian dalam saja saking paniknya," kata Yanti.
Di tengah kepanikan tersebut, Yanti menitipkan anaknya, Yulius (1,5) kepada tetangga yang ia kenal.
Ia berusaha kembali masuk ke rumah kontrakannya dan menyelamatkan sejumlah surat berharga miliknya.
"Bagian bahu dekat dada saya terbakar dan melepuh. Sempat saya menelepon suami yang sedang melaut mengabarkan musibah itu. Suami bilang yang penting saya dan anak selamat saja," imbuhnya.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Hasan mengatakan, Pemerintah Daerah sudah melakukan penanganan sebagaimana standar yang ada.
Petugas mendirikan tenda sebagai rumah penampungan sementara bagi para korban khususnya yang tidak memiliki keluarga dan tidak ada tempat menumpang.
"Kita lakukan pendataan dan pemenuhan logistic bagi para korban. Tenda akan berdiri selama tujuh hari dengan jaminan kebutuhan mereka terpenuhi. Saat ini logistik mulai berdatangan dan ada juga bantuan dari Kesra nantinya," kata Hasan.
Baca juga: Kebakaran di Pulau Rinca NTT, BTNK: Penyebab Diselidiki
BPBD Nunukan mencatat, ada empat rumah termasuk sebuah kontrakan yang ludes akibat amukan si jago merah.
Ada 14 Kepala Keluarga (KK) yang terdata dengan 43 jiwa termasuk anak anak dan Balita.
"Perkiraan kerusakan sekitar Rp 1,2 Miliar dan kerugian antara 47 sampai 50 miliaran. Jadi sekitar Rp 1,28 miliar kerugiannya, sekitar itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.