Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Presiden BEM Unmul Diteror Setelah Sebut Wapres Patung Istana

Kompas.com - 08/11/2021, 15:03 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com -  Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa - Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Mulawarman, Samarinda, Abdul Muhammad Rachim mengaku mendapat teror dan cacian bertubi dari orang tak dikenal melalui pesan WhatsApp pribadinya.

Pangkal masalah setelah BEM- KM Unmul mengunggah poster yang menyebut Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin sebagai patung istana.

Menurut BEM Unmul, Ma'ruf cenderung diam dalam kinerja dan tak menunjukkan pergerakan signifikan.

Baca juga: Akun IG BEM KM Unmul Samarinda Dihujat Warganet karena Sebut Wapres Patung Istana

Rachim memperlihatkan isi pesan singkat itu kepada Kompas.com dari nomor tak dikenal itu.

Bentuk ancaman beragam, dari ancaman pidana, hingga cacian. Kendati demikian, Rachim mengaku tidak mempermasalahkan.

"Teror banyak saya terima. Saya ditelpon nomor tak dikenal berkali-kali, dichat dengan ujaran kebencian, diserang melalui kolom komentar dan DM Instagram," ungkap dia kepada Kompas.com, Senin (8/11/2021).

"Tapi saya biarkan saja. Cuma cukup mengganggu, karena lumayan banyak dan sering telpon masuk ke WA (WhatsApp) saya," sambungnya.

Rachim menjelaskan alasan menyebut Wapres patung istana karena beberapa hal.

Baca juga: Koalisi 41 Dosen Unmul Minta Kapolri Awasi Kasus Tambang Batu Bara Ilegal di Kaltim

Pertama, kata dia, kinerja Ma'ruf sebagai seorang Wapres seperti patung, yang tak menunjukkan pergerakan signifikan, serta kurang maksimal sebagai wakil presiden.

"Kami sama sekali tidak bermaksud menghina pribadi beliau, beliau pun sangat kami hormati sebagai ulama. Namun, kami wajib mengkritisi beliau sebagai wakil presiden," sebutnya.

Hal lain, Rachim juga ingin menyampaikan sebagaimana dalam unggahan poster itu, Kaltim tengah berduka, karena lubang tambang batu bara yang tak direklamasi terus memakan korban.

Sehari sebelum kedatangan Ma'ruf ke Samarinda, Selasa (2/11/2021), baru saja sebuah lubang tambang yang tak direklamasi di Makroman, Samarinda, sudah memakan korban 40 orang.

Catatan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim banyak 40 warga Kaltim meninggal karena lubang bekas tambang batu bara, terhitung sejak 2011 sampai 2021.

"Kami ingin memberitahukan dan mengingatkan kepada RI - 2, bahwa Kaltim penuh dengan masalah terutama lubang tambang," tegas dia.

Baca juga: Banyak Mantan Pejabat Pemkot dan Anggota DPRD Samarinda Tak Kembalikan Mobil Dinas

Tidak hanya teror, Rachim juga mendapat doxing. Sebuah akun Facebook menunggah fotonya di media sosial dengan keterangan (caption) cacian.

Sebelumnya diberitakan, akun Instagram BEM-KM Unmul, @bemkmunmul mengunggah sebuah poster seruan aksi tepat hari kedatangan Maruf ke Kaltim, Selasa (2/11/2021).

Poster itu bertuliskan, “Kaltim Berduka – Patung Istana Merdeka Datang ke Samarinda” disertakan foto Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Dalam kunjungan itu Maruf didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian bersama beberapa pejabat lainnya dalam sejumlah agenda di Kaltim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com