PANGKALPINANG, KOMPAS.com- Di usia yang tak lagi muda, Agus MD (62), warga Bukit Merapin, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung masih terampil memainkan berbagai jenis gasing.
Tangannya dengan cekatan melilitkan tali pada sebuah gasing yang berwarna kecoklatan.
Gasing itu kemudian dilempar ke lantai dengan satu kibasan menggunakan tali.
Seketika, gasing pun berputar dengan cepat. Meski terlihat mudah namun memainkan gasing butuh keahlian.
Baca juga: Keseruan Anak-anak Dusun Ebunut Bermain Gasing di Tengah Pembangunan Sirkuit MotoGP Mandalika
Apalagi dalam permainan gasing ada teknik memukul gasing hingga pecah.
Yakni gasing yang sedang berputar kencang ditimpa menggunakan gasing dari peserta lainnya.
Hal itu hanya bisa dilakukan para pemain yang sudah berpengalaman dengan tingkat presisi mumpuni.
"Inilah keseruan bermain gasing. Yang bisa menang dan menghancurkan gasing lawan disebut raja gasing," kata Agus saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (7/11/2021).
Baca juga: Gasing Raksasa, Serunya Permainan Tradisional Masyarakat Munduk
Agus bercita-cita, suatu saat gasing bisa menjadi permainan kelas dunia yang bisa dipertandingkan secara profesional.
Namun untuk membuat gasing diterima semua pihak bukanlah pekerjaan mudah.
Berbagai perwakilan daerah harus membuat kesepakatan tentang standarisasi permainan gasing.
Tidak hanya di Indonesia, standarisasi juga harus disepakati di tingkat Asean.
"Untuk standarisasi ini harus ilmiah dan hitungan poinnya jelas," ujar Agus.
Baca juga: JEO - Endi Aras, Penyelamat Gasing Nusantara