Teluk Pangpang, kata dia, saat ini sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi esensial (KEE).
"Ketika sudah jadi KEE, berarti juga ada fungsi konservasi ekosistem di sana," tambahnya.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Satpolairud Polresta Banyuwangi terkait tanggung jawab perusahaan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi Chusnul Khotimah mengatakan masih berkoordinasi dengan DLH Provinsi Jatim.
"Terkait potensi kerusakan yang ditimbulkan dari kejadian tersebut akan kami koordinasikan Kepada DLH Provinsi Jatim mengingat kewenangan kegiatan dan pengawasan wilayah laut bukan kewenangan pemkab," katanya melalui pesan WhatsApp.
Diberitakan sebelumnya, kapal tongkang membawa 7.500 metrik ton batu bara mengalami kebocoran di perairan Teluk Pangpang, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Akibatnya tongkang tersebut nyaris karam dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Kasat Polair Polresta Banyuwangi, Kompol Jeni Al Jauza mengatakan, kapal tongkang bernama Lambung Gold Trans 308 ini berangkat dari Banjarmasin dan hendak menuju Cilacap.
Sesampainya di Teluk Pangpang pada Rabu (3/11/2021) tongkang tersebut diduga mengalami kebocoran di sisi lambung.
Posisi tongkang kemudian miring hingga 30 derajat.
"Hingga kini kapal masih di posisi yang sama," kata Kompol Jeni Al Jauza, Jumat (5/11/2021).
Jeni mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sebanyak 10 kru kapal berhasil selamat dan bertahan di atas kapal.
Namun sebagian muatan batu bara berguguran ke laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.