Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Dicari, Kades Setara CEO, Bukan Kades Abal-abal

Kompas.com - 07/11/2021, 13:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penghasilan tetap kades, sekretaris desa, dan perangkat desa dianggarkan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang bersumber dari alokasi dana desa (ADD).

Kades juga menerima penghasilan lain selain gaji tetap yang datang dari pengelolaan tanah desa atau bengkok. Jika tanah bengkok yang dimiliki luas dan berlokasi strategis, pengelolaan komersil akan mendatangkan pendapatan yang lumayan.

Beberapa tahun terakhir, pamor menjadi kepala desa kian bergairah diperebutkan sejak ada alokasi dana desa dari pemerintah pusat. 

ADD dari pemerintah pusat meningkat setiap tahun. Pada 2018 setiap desa mendapat rata-rata alokasi dana desa sebesar Rp 800,4 juta. Pada 2019 meningkat menjadi Rp 933,9 juta. Sementara, pada 2020 kembali terkatrol menjadi Rp 960,6 juta (sumber: Bpkp.go.id).

Masa jabatan kepala adalah enam tahun dengan maksimal bisa menjabat selama tiga periode. Artinya, jika dipercaya oleh warga karena berhasil memimpin desa dengan aneka program pembangunan dan pemberdayaan potensi desa maka seorang Kades dimungkinkan menjabat selama 18 tahun.

Pilkades juga mendapat perhatian serius dari partai politik. Sebab, Pilkades merupakan sarana efektif untuk menjadi pijakan bagi pemilu serentak mendatang.

Setiap kepala desa terpilih memiliki peran signifikan bagi partai politik dalam menancapkan pengaruh dan investasi politik.

Keramaian Pilkades tidak saja menarik infiltrasi dari partai politik, tapi juga politisi perseorangan yang akan maju sebagai anggota legeslatif. Desa penting untuk mengamankan basis dukungan pada pemilu legeslatif mendatang.

Dukungan terhadap cakades di Pilkades tidak sekadar dukungan kosong, tapi sarat dengan dukungan logistik.

Cakades kalah, tiang listrik dicabut, jalan diblokir, hibah diminta lagi

Belum matangnya demokrasi di tingkat desa bisa tergambarkan dari hasil Pilkades Desa Guwo, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Sulhan, Kades selama dua periode, merasa dikerjai dengan kampanye hitram yang berakhir dengan kekalahannya di Pilkades. Ia  kecewa karena kerap dituding korupsi.

Buntut dari kekecewaannya, sekitar 100 tiang beton untuk lampu penerangan jalan yang dibangun semasa kepemimpinannya sebagai kades dibongkar paksa.

Masih ada 25 tiang beton lagi yang akan dibongkarnya. Usai kalah, ia tak merasa perlu memikirkan fasilitas penerangan warga yang pernah dipimpinnya.

Baca juga: Kisah Mantan Kades yang Cabuti Puluhan Tiang Penerangan Jalan Setelah Tak Lagi Menjabat

Di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, ada juga Cakades yang kalah di Pilkades dan berulah. Ia menutup jalan desa dengan tembok serta menumpuk batu dan kayu di tiga lokasi di desa tersebut. Akibatnya warga kesulitan untuk keluar masuk desa (Sindonews.com, 1 November 2021).

Sementara di Desa Selebung Ketanga, Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggaran Barat, Cakades yang kalah di Pilkades memblokir jalan warga. Ia meminta kembali tanahnya yang telanjur sudah dihibahkan saat kampanye (Jpnn.com, 31 Juli 2021).

Itu baru segelintir kisah yang terungkap. Menurut data Badan Pusat Statistik 2019, ada 83.820 desa di seluruh Indonesia. Jika ada 100 saja kades marah seperti kasus di Pati, Lebak, atau Lombok Timur, entah berapa besar dampak kekecewaan yang ditimbulkan Cakades.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Diguyur Hujan Deras, Ratusan Rumah di Sikka Terendam Banjir

Regional
Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Penjelasan DPRD Kota Serang soal Anggaran Baju Dinas Rp 360 Juta

Regional
Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Kabupaten Natuna Berstatus Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Regional
Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Ayah dan Anak Nekat Curi Solar Milik PLN di Tapal Batas Sota Merauke

Regional
Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Laporkan Pacar Anaknya atas Kasus Pencabulan, Ayah Korban Ternyata Ikut Memerkosa

Regional
Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com