Thoif (45), angkat bicara terkait masalah tembok di akses jalan menuju rumah Ridwan dan Sholichah itu.
Ia mengaku hanya ingin membangun kamar di tanah warisan ayahnya.
Menurutnya tembok itu sengaja dibuat karena lahan tersebut akan dibangun kamar untuk ia dan keluarganya.
"Aku ini saudara kandung ada tujuh, nah semuanya sudah punya pintu kamar masing-masing. Aku sengaja bangun kamar di sini karena rumah kontrakan sudah habis waktu kontraknya," kata dia.
Sebelum mendatangkan tukang bangunan, Thoif sempat mengabari keluarga Ridwan. Ia mengaku ingin membangun kamar di lahan warisan orangtuanya karena kontrakannya sudah mau habis.
"Aku udah ngasih tahu Bu Sholichah ini, karena saya tak ada tempat tinggal lagi, rumah kontrakan daerah Perumahan Kebo Permai sudah habis waktunya," kata dia.
Saat berunding pada Kamis malam, Thoif mengaku meminta kebesaran hati keluarga Ridwan dan tetangga lainnya, A.
Ia hanya ingin menempati kamar yang sedang dibangun itu bersama keluarganya.
"Masak iua, saya cuma pengen dapat tempat tidur keluarga juga susah sih," cetus dia.
Thoif tak ingin persoalan ini berlarut. Ia telah membuka jalan selebar satu meter sebagai akses
darurat bagi keluarga Ridwan.
"Kami mohon sambung doanya juga, semoga ini sudah selesai tak ada masalah lagi. Saya ingin
hidup rukun tenteram bertetangga," tandas dia.
Baca juga: Kasus Jalan Masuk SD Ditembok Setinggi 3 Meter, Polisi Cek Keabsahan Pemilik Lahan
Menurut pria yang akrab disapa Cak Ji itu, kedua tetangga akhirnya berkenan untuk membongkar tembok dan memberikan akses jalan bagi keluarga Ridwan dan Solichah.
"Sudah dimediasi oleh pihak kelurahan dan kecamatan, saya berharap di sini kita kedepankan
perikemanusiaan dalam kehidupan bertetangga. Jangan egonya yang main," ujar Cak Ji.
Armuji mengaku menyayangkan kejadian tersebut karena bisa merusak toleransi yang sudah
dibangun masyarakat Surabaya selama ini.
Baca juga: Rumah Tahfiz Al Quran Ditembok, Camat: Itu Lahan Milik Pemerintah, Kita Akan Kirim Surat Somasi
"Masalah seperti ini tidak bisa dibiarkan, harus selesai hari ini juga. Saya tidak ingin semangat
toleransi di Kota Surabaya terdegradasi," kata Cak Ji, sapaan akrabnya, Senin (1/11/2021).
"Awak dewe getun, ojok sampek kedaden maneh (aku kaget, jangan sampai kejadian lagi hal seperti ini)," kata dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: (Penulis: Muchlis,Ghinan Salman | Editor: Robertus Belarminus, Pythag Kurniati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.