BANGKA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung dihadapkan berbagai permasalahan.
Salah satunya disebabkan alih fungsi lahan di luar kegiatan pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Bangka Belitung, Suharto mengatakan, usulan KEK Bangka sudah diajukan jauh sebelum masa dirinya menjabat bidang pariwisata.
"Menurut saya akan sulit kawasan KEK yang di Bangka karena lahan sudah banyak alih fungsi," ujar Suharto saat dikonfirmasi, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Langka, Ribuan Lintah Muncul di Muara Jembatan Emas Pangkal Pinang
Suharto mencontohkan, kawasan di lintas timur dari Jembatan Emas hingga Sungailiat yang sudah ada tambak udang dan ada juga tambang timah inkonvensional.
"Termasuk juga Tanjung Gunung yang diusulkan (KEK), jadi tergantung pusat nanti penilaiannya," kata Suharto.
Sebagaimana diketahui, kawasan yang menjadi usulan KEK Pariwisata Bangka dulunya merupakan kawasan Izin Usaha Penambangan (IUP) PT Timah Tbk.
Baca juga: Babel Akan Bangun Pusat Konservasi Buaya di Lahan Bekas Tambang
Pengusulan KEK Pariwisata di Bangka mengapung seiring ditetapkannya KEK Tanjung Kelayang di Belitung oleh pemerintah pusat.
Pengusulan KEK Bangka juga bagian dari upaya pemerataan perekonomian sekaligus mendukung ekonomi selain tambang.
Pengelolaan kawasan eks tambang itu bakal dilakukan melalui mekanisme hibah pemanfaatan dengan emiten tambang negara berkode TINS tersebut.
Baca juga: Digigit Buaya Saat Sedang Cuci Tangan di Selokan, Ketua DPRD Bangka: Saya Trauma
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.