La Ode Kariu menambahkan, tradisi ini dilakukan untuk menganggungkan perjalanan Nabi Muhammad dari saat dikandung ibunya hingga lahir.
“Pesan yang disampaikan ini adalah kita memuliakan nabi (Muhammad). Lalu dalam doa kita meminta agar (masyarakat) kokoh imannya dalam Islam,” ujarnya.
Tradisi Maludhuana Hukumu ini dilakukan sejak zaman Kesultanan Buton dan masih dijaga dan tetap dilestarikan hingga saat ini.
Baca juga: Weh-wehan, Cara Warga Kendal Peringati Maulid Nabi Muhammad
Menurut Budayawan Baubau, La Ode Muhamad Arsal, menyatakan, tradisi maludhuana hukumu mulai dilakukan secara bersamaan dengan masuknya Islam di Pulau Buton.
“Sejak zaman islam masuk, kemudian digelar peringatan maulid yang dilakukan oleh istana sultan dan seluruh perangkatnya jam 12 malam, jadi dimulai dari Sultan,” ucap Arsal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.