Kepala Sekolah SD Inpres Blawuk, Desa Nebe, Martinus Roi da Cunha, berharap kondisi itu mendapat perhatian dari pemerintah dengan membangun jembatan gantung.
Jembatan gantung, kata dia, penting agar anak-anak bisa berangkat ke sekolah dengan nyaman tanpa harus menyeberangi kali.
Sebab, hal itu membuat anak-anak berpotensi terjatuh dan terbawa arus sungai.
“Adanya jembatan gantung membuat warga di dua kampung ini bisa lebih mudah beraktivitas karena mereka setiap hari hari ke Dusun Blawuk. Anak-anak sekolah baik di SD maupun SMP dan SMA yang tinggal di dua kampung ini bisa bersekolah seperti biasa,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Jatuh Bangun Elis, Pemandu Wisata di Maumere yang Banting Setir Jualan Rujak Saat Pandemi
Sementara itu, Petrus Arivanto Nathan, siswa kelas 7 SMPN1 Talibura, mengaku, selama musim hujan, Kali Nangagete selalu banjir.
Dirinya bersama teman-temannya pun terpaksa tidak ke sekolah.
Petrus mengaku, setiap pagi semua anak sekolah dari SD, SMP, dan SMA dari Kampung Wairbou dan Dusun Waioloke harus berjalan kaki dari rumah dan menyeberangi kali.
“Kami tidak pakai sepatu dari rumah dan setelah menyeberangi kali baru pakai sepatu. Kalau air kali tinggi, kami harus pakai celana lain nanti baru seberang kali ganti seragam sekolah,” tuturnya.
Ia berharap pemerintah bisa membangun jembatan di Kali Nangagete itu untuk memudahkan mereka berangkat ke sekolah.
"Bapak Presiden, Bapak Gubernur, Bapak Bupati, tolong bangun jembatan di Kali Nangagete ini. Kalau bisa bangun jembatan gantung saja supaya kami bisa lewat saat hujan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.