YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta telah turun ke level 2.
Namun, justru 2 hari terakhir terjadi peningkatan kasus harian Covid-19, yang disebabkan berbagai hal.
Salah satunya adalah penularan pada pembelajaran tatap muka (PTM) di Sedayu Bantul.
Terkait hal ini, Pemerintah DIY meminta agar sekolah jangan membuka kantin terlebih dahulu.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, kantin adalah lokasi di mana peserta didik kemungkinan besar mencopot maskernya karena akan makan atau minum sehingga rawan terjadi penularan Covid-19 di kantin sekolah.
“Kantin mohon tutup tidak usah buka dulu, karena kantin ini adalah saat anak-anak buka masker,” ucap Aji, Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Klaster Takziah di Bantul Menyebar ke 3 Kabupaten Lain, Ini Langkah Pemkab
Karena jam pelajaran di sekolah hanya 2 jam, anak-anak juga diminta untuk tidak membawa bekal makanan dari rumah. Peserta didik diminta hanya membawa minum selama menjalani PTM.
“Jam pelajaran anak-anak kan pendek tidak perlu bawa makan. Dari rumah makan dulu sekolah kan cuma 2 jam, bawa minum saja,” ujar dia.
Menurut Aji, dengan cara tidak makan di lingkungan sekolah maka dapat meminimalisir para peserta didik mencopot masker.
“Enggak usah bawa bekal dan enggak usah beli di kantin ini dihindari karena anak buka masker untuk menjaga kondusivitas,” kata dia.
Selain terjadi penularan di lingkungan sekolah, terjadi juga penularan Covid-19 akibat kerumunan takziah.
Terkait hal ini, Aji meminta kepada satgas agar terus mengawasi lingkungannya jika terjadi kerumunan.
“Satgas yang dibuat tetap berjalan sampai sekarang ada satgas provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, desa, kantor sekolah satgas harus tetap bekerja keras agar tidak terjadi penularan,” ujar Aji.
Baca juga: Klaster Takziah di Bantul Meluas ke Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul
Dalam melakukan pengawasan, menurut Aji, satgas tidak harus membubarkan kegiatan seperti takziah maupun kegiatan lain tetapi tugas satgas adalah mengawasi kerumunan yang terjadi.
Jika dalam satu lokasi sudah mencapai 20 orang maka yang lain diminta untuk pulang terlebih dahulu.