KOMPAS.com - Muncul klaster takziah di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diduga karena ketidaktaatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Menurut Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo, tercatat ada 28 kasus orang terpapar Covid-19 di wilayah Kapanewon, Sedayu, per hari Kamis (4/11/2021).
Sementara itu, penyebaran Covid-19 juga sudah merambah di sejumlah sekolah dan wilayah di Sleman, Gunungkidul dan Kulon Progo.
Baca juga: Kasus Covid-19 Klaster Takziah di Bantul Meluas, Total Ada 25 Kasus
Berikut ini faktanya:
Joko menjelaskan, penularan juga terjadi di sejumlah sekolah. Akibatnya, pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah terpaksa dihentikan.
Sejumlah sekolah tersebut antara lain, SD N Sukoharjo, SMP N 2 Sedayu dan SMK N 1.
"Selain SMK, ada SD dan SMP di Sedayu yang ditutup. Jadi ada tiga sekolah yang ditutup sementara di sana," kata Joko kepada wartawan di Bantul Kamis (4/11/2021).
Baca juga: Klaster Takziah di Bantul Menyebar ke 3 Kabupaten Lain, Ini Langkah Pemkab
Sementara itu, Joko menilai, sejumlah daerah di luar Bantul juga muncul kasus baru.
Berdasarkan data pada Rabu (3/11/2021), ada 53 kasus di Sleman, empat kasus di Kulon Progo, dan satu kasus di Gunungkidul.
"Ada ketidaktaatan terhadap karantina yang seharusnya dijalankan seseorang yang berstatus kontak erat. Akibatnya penyebaran terjadi cepat meluas karena locus kejadian terjadi di tempat berkumpul," ucap Joko.
Joko mengimbau, masyarakat tetap melakukan prokes ketat.
Baca juga: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tersangkut di Sungai Oya Bantul
Selain meningkatkan prokes, Joko menginstruksikan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengawasi PTM.
Selain itu, Dinas Kesehatan Bantul juga akan melakukan uji sampling tes Covid-19 berupa tes PCR.
"Rekomendasinya yakni bagi sekolah yang terdapat kasus agar menghentikan sementara PTM sampai dengan minimal 14 hari sejak kasus terakhir selesai terlacak dan dilakukan testing," kata Joko.
Baca juga: Klaster Takziyah di Tegal, 40 Warga Positif, Bupati Terapkan Lockdown