Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur 120 Keluarga di Banyuwangi Keruh dan Menguning akibat Banjir

Kompas.com - 04/11/2021, 19:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau lokasi banjir yang melanda kawasan permukiman sekitar aliran Sungai Lembu, Desa Kandangan dan Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).

Banjir terjadi setelah hujan deras dan menyebabkan air sungai meluap pada Selasa (2/11/2021) sore.

Akibat banjir itu, air di sumur rumah 120 kepala keluarga (KK) keruh di Desa Sumberagung.

Baca juga: Curi 30 Potong Baju di Butik Banyuwangi, Aksi Maling Terekam CCTV

Mereka tidak bisa menggunakan sumurnya karena airnya berwarna kuning kecoklatan.

"Saya ingin melihat langsung dan memastikan warga yang terdampak dapat tertangani dengan baik," ungkap Ipuk sembari membagikan sembako kepada warga terdampak, Kamis.

Banjir yang melanda dua desa itu terjadi setelah setelah turun hujan selama kurang lebih tiga jam yang menyebabkan air sungai meluap.

Sebelumnya, selama tiga hari di kawasan perkebunan tersebut juga terjadi hujan yang cukup lebat.

Ipuk mengatakan, penyebab utama banjir karena terjadi sedimentasi di Sungai Lembu sehingga saat diguyur hujan dengan debit air yang tinggi, menyebabkan luapan air ke perkampungan.

Saat kejadian, sekitar 73 kepala keluarga terdampak banjir, dan satu jembatan yang tergerus pada bagian pondasinya.

Baca juga: Heboh, Temuan Kerangka Manusia di Kebun Tebu Banyuwangi, Leher Terlilit Kabel, Diduga Tewas 2 Bulan Lalu

Ipuk memerintahkan untuk segera melakukan pengerukan di sepanjang Sungai Lembu yang berpotensi mengakibatkan banjir.

"Selain itu, kita juga akan memastikan penyebabnya di hulu, sehingga tidak terjadi proses sedimentasi lagi yang menyebabkan banjir," terang Ipuk.

Ia juga menjanjikan pondasi jembatan yang terkikis banjir akan dilakukan perbaikan.

"Segera kita perintahkan Dinas PU dan Bina Marga untuk melakukan perbaikan. Sembari itu, juga dilakukan normalisasi sungai," katanya.

Hasyim, salah satu warga setempat, menceritakan bahwa banjir menerjang selama empat jam. Air menggenang setinggi 40 centimeter.

"Masuk rumah warga airnya, kami juga harus mengungsikan ternak kami," kata Hasyim.

Baca juga: Satgas Banyuwangi Minta Warga Waspadai Potensi Gelombang Ketiga Covid-19

Sementara itu, Plt Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo menjelaskan bahwa curah hujan saat itu mencapai 97.

“Tergolong tinggi, ditambah dengan sedimentasi di sungai, akhirnya meluap,” kata dia.

Sudah tiga hari ini sejak banjir, BPBD telah mendistribusikan air bersih ke warga setempat juga menyediakan tangki air di sana untuk kebutuhan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Air Terjun Lubuk Hitam di Padang: Daya Tarik, Keindahan, dan Rute

Air Terjun Lubuk Hitam di Padang: Daya Tarik, Keindahan, dan Rute

Regional
Motif Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Pelaku Terlanjur Malu

Motif Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Pelaku Terlanjur Malu

Regional
Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Regional
Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Regional
Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Regional
Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Regional
Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Regional
Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Regional
Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Regional
Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Regional
Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Regional
Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Regional
Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Regional
Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com