Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Swarm Masih Mengintai, Warga Kabupaten Semarang Diminta Aktifkan Kentongan

Kompas.com - 04/11/2021, 13:21 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengingatkan masyarakat agar tetap waspada karena gempa swarm masih terjadi.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan meski sempat mereda, gempa kembali terjadi Kamis (4/11/2021).

"Kita kembali menekankan pentingnya mitigasi, masyarakat harus menghindari bangunan yang rawan jika terjadi gempa," jelasnya, usai Apel Siaga Bencana Kabupaten Semarang 2021 di Alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran, Kabupaten Semarang.

Baca juga: Gempa Swarm ke 37 Guncang Ambarawa, Kapan Akan Berakhir?

Meski terjadi dua kali gempa, Heru mengungkapkan aktivitas warga berjalan normal.

"Kegiatan masyarakat hari ini berjalan normal dan tidak terdampak dari gempa swarm yang masih terus terjadi," ungkapnya.

Heru menyampaikan BPBD masih menyiagakan tenda darurat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa dan posko induk.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak percaya pada informasi yang belum tentu kebenarannya serta melaporkan kepada BPBD jika ada sesuatu hal akibat dari gempa swarm yang terjadi," paparnya.

Baca juga: Rumah Retak karena Gempa Swarm, Warga Ambarawa Pilih Tidur di Tenda

Selain gempa, yang harus diwaspadai adalah banjir, tanah longsor dan puting beliung.

"Daerah rawan bencana di seluruh kecamatan hingga desa sudah kita petakan, termasuk upaya mitigasi bencana menggunakan alat deteksi dini atau early warning system (EWS)," ungkapnya.

Berkaitan hal tersebut, EWS akan dipasang di lima titik lokasi rawan longsor.

Meski demikian Heru mengakui ada beberapa kendala jika mengandalkan alat deteksi dini bencana itu.

"Pertama EWS ini harganya tidak murah, satu unitnya bisa mencapai Rp 150 juta-an. Kedua, alat ini bisa berfungsi jika ada aliran listrik. Padahal jika ada bencana gempa, tsunami dan sebagainya justru listrik akan dipadamkan," urainya.

Baca juga: Polisi Buru Penyebar Hoaks Terkait Gempa Swarm Salatiga-Ambarawa

Sebagai alternatif lain dalam upaya mitigasi bencana, Heru menyarankan agar masyarakat kembali menghidupkan kentongan sebagai EWS berbasis kearifan lokal.

"Kentongan ini dinilai efektif, tidak perlu listrik dan suaranya khas. Oleh karena itu mari kita budayakan kembali kearifan lokal ini sebagai sarana komunikasi bilamana terjadi bencana. Masyarakat serta Satgas Penanggulangan Bencana juga kami minta untuk bisa melaporkan dengan cepat agar segera ada tindakan," kata dia.

Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika HA saat memimpin apel menegaskan giat gelar pasukan tersebut dilaksanakan dengan maksud untuk mengecek kesiapsiagaan instansi terkait untuk mengantisipasi bencana.

"Bencana alam yang dimungkinkan terjadi sebagai dampak dari badai La Nina bisa menimbulkan kerugian material dan non material serta mengganggu aktivitas masyarakat. Oleh karena itu kami bersama TNI, Pemkab dan satgas penanggulangan bencana berkomitmen membantu masyarakat agar siap menghadapi bencana sewaktu-waktu," terangnya.

Baca juga: 5 Wilayah Pernah Dilanda Gempa Swarm, Halmahera Barat Catat 1001 Kali Gempa

Dari data BPBD Kabupaten Semarang selama periode Januari 2021 hingga Oktober 2021 telah terjadi bencana tanah longsor sebanyak 48 kali, 16 kali angin ribut, 9 kali banjir serta yang terbaru adalah rentetan gempa bumi di Ambarawa, Banyubiru dan sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Klaim Kantongi Restu SBY, Yophi Prabowo Positif Maju Pilbup Purworejo

Regional
Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Ajang Gowes Siti Nurbaya, Bersepeda Sambil Wisata di Padang

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Golkar Buka Peluang Berkoalisi dengan PDI-P untuk Pilkada Jateng 2024

Regional
Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Diajak Tunjukkan Tangan Bentuk L Lambang Ikut Pilgub Jateng, Luthfi: Ojo Ngono

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Kronologi Pembunuhan Wanita di Wonogiri, Korban Dibakar dan Dikubur di Pekarangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com