AMBON, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mendapat dukungan dari Kedutaan Kerajaan Belanda dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah rumah tangga.
Program yang dilatarbelakangi kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan Kementerian Pekerjaan Umum Kerajaan Belanda, akan diimplementasikan oleh beberapa perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan dan persampahan di Belanda, yang tergabung dalam Konsorsium MVO Nederlands.
Untuk mengimplementasikan program tersebut, Pemerintah Kota Ambon pun menggelar rapat bersama dengan Kedutaan Kerajaan Belanda, yang diwakili Kepala Economic Affair, Hans de Branbander dan staf, Intan Hadidinata, serta perwakilan MVO, Eline Lesing di Ruang Rapat Vlissingen, Balai Kota Ambon, Rabu (3/11/2021).
Dalam pertemuan itu, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy didampingi oleh Wakil Wali kota Syarif Hadler, Sekretaris Kota Anthony Gustav Latuheru dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Baca juga: Polda Jatim Buka Pengaduan Masyarakat soal Polisi Nakal
Richard menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dipilihnya kota Ambon sebagai lokasi implementasi program.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat kami mengucapkan terima kasih kepada konsorsium yang dipimpin oleh MVO Nederlands atas perhatian dan insiatif untuk mendukung pengembangan sistem pengelolaan sampah yang baik di Kota Ambon,” kata Richard.
Richard mengatakan, pihaknya sangat berkomitmen untuk menyukseskan program ini.
Mengingat, kata dia, masalah pengelolaan sampah masih menjadi momok dalam upaya pelestarian lingkungan, apalagi saat ini dunia sedang dilanda dampak perubahan iklim.
“Pemkot Ambon sangat berkomitmen dalam isu-isu lingkungan, bukti nyata dari komitmen tersebut adalah berbagai pernghargaan yang diraih, yakni trofi Adipura, Niwrasita Tantra dan Green Leadership, serta yang terbaru, trofi Proklim utama,” ujar dia.
Sementara itu, Hans de Branbander dalam sambutannya mengatakan, pengelolaan sampah yang akan diimplementasikan di Kota Ambon, dimulai dengan mengumpulkan sampah dan kemudian diproses sehingga tidak menjadi masalah lingkungan.
Ia berharap, implementasi di Kota Ambon akan membuka paradigma baru dalam mengolah sampah menjadi bisnis yang menguntungkan, sebagaimana telah dilakukan di negara–negara maju.