Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Terdampak Proyek Jalan, Puluhan Siswa di Gunungkidul Belajar di Balai Padukuhan

Kompas.com - 03/11/2021, 17:03 WIB
Markus Yuwono,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan siswa SDN Tepus 2, Padukuhan Blekonang 1, Kalurahan Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, terpaksa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di balai padukuhan (dusun).

Pasalnya, gedung sekolah mereka digusur untuk pembangunan jalur jalan lintas selatan (JJLS).

 

Salah seorang anggota Komite Sekolah Sugiran mengatakan, total ada 37 siswa di SDN Tepus 2.

"Tahun tidak menerima siswa baru karena nasib sekolah belum jelas," kata Sugiran saat dihubungi wartawan, Selasa (3/11/2021).

Baca juga: Gedung SD Ambruk, Siswa Belajar di Mushala dan Perpustakaan

Dikatakan Sugiran, PTM sejak beberapa pekan lalu dilaksanakan di Balai Padukuhan Blekonang 1 dan 2 Kelurahan Tepus.

Terkait relokasi, Sugiran mengaku masih menunggu keputusan dari pemerintah kalurahan dan dinas pendidikan, pemuda dan olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul.

"Sebenarnya kalau mau direlokasi itu banyak warga yang keberatan. Sebab, siswa di sini banyak yang hanya ikut kakeknya, dan jika harus dipindah ke sekolah lain jauh," ucap Sagiran.

Sementara itu, Dukuh Blekonang 1 Wasiranto berharap, pemerintah daerah membatalkan rencana penggabungan sekolah atau regrouping.

Sebab, jika harus digabung dengan SDN Tepus 1, maka jarak siswa ke sekolah akan lebih jauh sekitar empat kilometer.

"Warga di sini berharap tidak dipindah, karena ada lahan yang tidak jauh dari lokasi awal bisa digunakan untuk membangun sekolah," kata Wasiranto.

Baca juga: Demi Proyek Jalan Jantho-Lamno, Banyak Bukit di Aceh Akan Dipangkas

Ia mengaku prihatin melihat kondisi siswa yang terpaksa belajar di balai padukuhan.

"Kalau harus pindah besok juga harus menyeberang jalan, dan tidak semua orangtua sama perekonomiannya," kata dia.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikpora Gunungkidul Ali Ridlo mendorong regrouping karena SDN Tepus 2 tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan operasional sekolah (BOS).

"Jika masih seperti itu (sekolah di balai padukuhan) yang rugi siswanya, maka kami dorong untuk regrouping. Selain itu juga kelas 1 sudah tidak ada siswanya," kata Ali.

Disinggung mengenai penolakan regrouping, Ali tak menampik hal itu.

Hanya saja, pihaknya masih terus melakukan komunikasi agar memperoleh jalan terbaik untuk siswa

"(SDN Tepus 2) jumlah siswa juga tidak memenuhi syarat mendapatkan bantuan operasional siswa (BOS)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com